Pengertian dan Contoh Puisi Rakyat | Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian dan contoh puisi rakyat dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII (Delapan) revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian dan contoh puisi rakyat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian dan contoh puisi rakyat dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Pengertian dan Contoh Puisi Rakyat | Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)
www.ilmubindo.com

A. Pengertian Pantun

Pantun adalah puisi asli Indonesia. Hampir di seluruh daerah di Indonesia terdapat tradisi berpantun. Pantun merupakan jenis puisi lama yang paling terkenal di samping syair. Pada mulanya pantun merupakan karya sastra lisan. Pantun diucapkan dari mulut ke mulut. Pantun bersifat anonim. Maksudnya, penulis pantun tidak diketahui. Pantun sering digunakan secara berbalasan. Pantun diciptakan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan terhadap seseorang. Pantun juga dapat digunakan untuk menceritakan suatu perkara. Bahkan, pantun dapat digunakan untuk menyindir, bersenda gurau, memberi nasihat, dan bersenang-senang.

B. Contoh Pantun

Berikut ini adalah contoh pantun dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun beberapa contoh pantun adalah sebagai berikut.

Ikan nila dimakan berang-berang,
katak hijau melompat ke kiri.
Jika berada di rantau orang,
baik-baik membawa diri.

Pantun tersebut mempunyai empat larik. Larik pertama dan ketiga pantun mempunyai bunyi akhir /rang/ dari kata berang-berang dan orang. Larik kedua dan keempat mempunyai bunyi akhir /ri/ dari kata kiri dan diri. Larik pertama pantun tersebut terdiri atas sepuluh suku kata. Larik kedua terdiri atas sepuluh suku kata. Larik ketiga terdiri atas sembilan suku kata. Larik keempat terdiri atas sebelas suku kata.

C. Ciri-Ciri Pantun

Berdasarkan contoh pantun tersebut dapat ditarik simpulan tentang ciri-ciri pantun. Setiap pantun memiliki ciri-ciri yang ditetapkan. Berikut ini merupakan ciri-ciri pantun.
  1. Tiap bait (kumpulan larik dalam pantun) terdiri atas empat larik (baris atau deret).
  2. Tiap larik terdiri atas empat sampai enam kata.
  3. Tiap larik terdiri delapan sampai dua belas suku kata.
  4. Larik petama dan kedua merupakan sampiran.
  5. Larik ketiga dan keempat merupakan isi.
  6. Rima (persamaan bunyi atau persajakan) akhir larik bersajak a-b-a-b.
  7. Bunyi akhir larik pertama dan ketiga harus sama. Bunyi akhir larikkedua dan keempat juga harus sama. Perlu diketahui bunyi akhir larik pertama dan ketiga tidak sama dengan larik kedua dan keempat.
  8. Isi pantun mengungkapkan perasaan.
D. Jenis-Jenis Puisi

Ada beberapa jenis puisi lama yang bentuknya mirip dengan antun,seperti karmina,pantun terkait,seloka,talibun. Ketiga jenis puisi lama tersebut juga mempunyai sampiran dan isi. Bedanya, puisi-puisi tersebut mempunyai jumlah larik berbeda dengan pantun.

E. Pengertian Syair

Syair merupakan jenis puisi lama berasal dari kesastraan Arab. Kata syair berasal dari Arab, sya'ar berarti tembang dan sya'ra berarti menembang. Syair berbentuk puisi lirik halus dan penuh dengan gejolak rasa penyairnya. Dalam kesastraan Indonesia, syair sering digunakan sebagai penggubah cerita atau mengungkapkan suatu kisah.
Selain untuk mengubah cerita, syair juga digunakan  untuk menceritakan sesuatu yang panjang seperti dongeng atau suatu kejadian. Isi syair mengandung nasihat, kiasan, khayalan, unsur-unsur agama, atau kepercayaan. Syair tertulis yang tergolong tua adalah karya-karya Hamzah Fansuri, seorang penyair mistik dari Aceh pada abab ke-17, seperti "Syair Perahu", "Syair Burung Pingai", dan "Syair Sidang Fakir'. Syair karya Hamzah Fansuri yang terkenal dalam kesusastraan Indonesia adalah "Syair Perahu".

F. Ciri-Ciri Syair

Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Terdiri atas empat larik (baris) setiap bait.
  2. Semua baris memberi arti sebagai satu kesatuan.
  3. Semua baris merupakan isi (dalam syair tidak ada sampiran)
  4. Sajak akhir tiap baris selalu sama (a-a-a-a).
  5. Jumlah suku kata tiap baris hampir sama (8-12 suku kata).
  6. Isi syair berupa nasihat, petuah, cerita, lukisan peristiwa, pengajaran, ataupun mistik.
G. Contoh Syair

Berikut ini adalah contoh kutipan syair dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun contoh kutipan teks syair tersebut adalah sebagai berikut.

Syair Perahu
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah beberapa lama hidupmu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Karya: Hamzah Fansuri

H. Pengertian Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, kirindam berarti "mula-mula" atau "perumpamaan". Raja Ali Haji, pengarang gurindam terkenal, menyatakan bahwa gurindam adalah perkataan yang bersajak pada akhir pasangannya, tetapi sempurna perkataan dengan satu pasangan saja. Dengan demikian, jadilah sajak yang pertama itu seperti sebagai syarat dan sajak kedua sebagai jawaban.

I. Ciri-Ciri Gurindam

Gurindam sarat dengan agama dan moral. Bagi orang dahulu gurindam sangat penting sehingga dijadikan norma dalam kehidupan. Gurindam termasuk puisi lama yang memiliki ciri-ciri berikut.
  1. Terdiri atas dua baris dalam sebait.
  2. Tiap baris memiliki jumlah kata sekira 10-14 kata.
  3. Tiap baris memiliki irama sama atau bersajak a-a, b-b, c-c, dan seterusnya.
  4. Satu bait gurindam merupakan satu kesatuan utuh.
  5. Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian.
  6. Baris kedua berisi jawaban, akibat masalah, atau perjanjian baris pertama. Jadi, isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua.
  7. Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup, dan kata-kata mutiara.
Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas. Gurindam Dua Belas merupakan kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali dari Riau, salah seorang pengarang terkenal abad ke-19. Gurindam Dua Belas berisi 12 pasal tersebut dikategorikan sebagai puisi didaktik karena berisi nasihat dan petunjuk menuju hidup yang diridai Allah. Selain itu, terdapat pula pelajaran dasar ilmu tasawuf tentang mengenal "yang empat" yaitu syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat.

Bacalah puisi rakyat berikut!

Pantun
Teks Pantun 1
Ramai orang bersorak-sorak,
menepuk gendang dengan rebana.
Alangkah besar hati awak,
mendapat baju dan celana.

Teks Pantun 2
Lurus hati ke Payakumbuh,
kayu jati bertimbal jalan.
Di mana hati tidak kan rusuh,
ibu mati bapak berjalan.

Teks Pantun 3 
Buah ara, batang dibantun,
mari dibantun dengan parang.
Hai saudara dengarlah pantun,
pantun tidak mengata orang.

Teks Pantun 4
Parang ditetak ke batang sena,
belah buluh taruhlah temu.
Barang dikerja takkan sempurna,
bila tak penuh menaruh ilmu.

Syair
Bidasari Lahir
Dengarkan tuan suatu riwayat,
Raja di desa Negeri Kembayat,
Dikarang fakir dijadikan hikayat,
Sehingga menjadi menaruh ilmu.
Ada raja suatu negeri,
Sultan Halifah sebaliknya bestari,
Awalnya beliau raja yang bahari,
Melimpah ngadil dagang senteri.

Gurindam
Gurindam Dua Belas
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma'rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Karya: Raja Ali Haji

Kamu sudah membaca contoh pantun, syair, dan gurindam. Sekarang perhatikan kata berima pada pantun, syair, dan gurindam tersebut.

Rima adalah perulangan bunyi pada puisi. Rima terdiri atas rima kata dan rima baris. Rima terdapat pada pantun, syair, dan gurindam.

Pantun
Baik bergalas baik tidak,
buli-buli bertali benang.
Baik berbalas baik tidak,
asal budi sama dikenang.

Pantun tersebut mengandung rima a-b-a-b. Larik pertama dan ketiga pantun mempunyai bunyi akhir dak dari kata tidak. Larik kedua dan keempat mempunyai bunyi akhir nang dari kata benang dan dikenang.

Syair
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah.

Syair tersebut mengandung rima a-a-a-a. Larik pertama, kedua, ketiga, dan keempat mempunyai bunyi akhir sama, yaitu dah dari kata madah, indah, berpindah, dan sudah.

Gurindam
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahu kan tiap seteru.

Satu bait gurindam terdiri atas dua larik dan mengandung rima a-a. Larik pertama da kedua mempunyai bunyi akhir sama, yaitu bat dari kata sahabat dan obat dan ru dari kata guru dan seteru.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang pengertian dan contoh puisi rakyat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan ini bermanfaat buat kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian dan contoh puisi rakyat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Seamat belajar dan semoga bermanfaat. Terima kasih.