Ciri-Ciri Kebahasaan dalam Teks Iklan Edisi Terbaru

ilmubindo.com_ Teks iklan sangat berguna bagi masyarakat. Melalui iklan, masyarakat akan memeroleh informasi mengenai barang yang akan dijual, lowongan pekerjaan, atau jasa perbaikan. Pemerintah memanfaatkan iklan untuk menyebarkan informasi dan memberi layanan kepada masyarakat. Dari berbagai fungsi tersebut, secara umum teks iklan merupakan kebutuhan untuk mengomunikasikan suatu pesan baik bersifat komersial, sosial, maupun pribadi.

Oleh karena itu, bahasa dalam teks iklan bersifat persuasif dan selalu berusaha menggugah emosi pembaca atau pendengar. Tujuannya agar sasaran iklan (konsumen) melakukan sesuatu atau bertindak sesuai dengan amanat iklan tersebut. Dalam bahasa iklan, kata-kata yang digunakan dalam bentuk rayuan, anjuran, atau ajakan yang dapat menimbulkan rasa penasaran. Selain itu, bahasa iklan memiliki syarat-syarat sebagai berikut.

a. Bahasa iklan menggunakan pilihan kata tepat, menarik, logis, dan sopan.
b. Bahasa iklan menggunakan ungkapan atau majas memikat dan memiliki daya sugesti bagi sasaran iklan.
c. Bahasa iklan disusun untuk menonjolkan informasi yang dipentingkan.
d. Bahasa iklan harus tepat menuju sasaran iklan
e. Bahasa terikat tidak terikat oleh kaidah kebakuan.

Ciri-Ciri Kebahasaan dalam Teks Iklan Edisi Terbaru
www.ilmubindo.com

Penggunaan bahasa dalam iklan bertujuan untuk memengaruhi pembaca atau pendengar. Bahasa dalam iklan dapat dijelaskan berdasarkan tataran frasa, klausa, dan kalimat.

a. Frasa
Frasa adalah satuan gramatikal berupa gabungan kata bersifat nonpredikatif. Frasa terbagi menjadi dua jenis menurut distribusi unsur pembentuknya. Dua bentuk frasa tersebut sebagai berikut.

1) Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang memiliki konstituen atribut.

Contoh:
generasi muda
paling murah

Kata generasi dan murah adalah kontituen inti, sedangkan kata muda dan paling merupakan konstituen atribut. Konstituen ini adalah konstituen yang diterangkan dalam frasa. Sementara itu, konstituen atribut adalah konstituen yang menerangkan.

2) Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang konstituennya tidak memunyai perilaku sintaksis sama dengan semua konstituennya. Frasa ini dibentuk dari unsur-unsur distribusi tidak sama. Jadi, frasa eksosentris tidak memunyai inti frasa. Frasa ini memunyai ciri selalu diawali kata depan atau kata sambung.

Contoh:
a) Etnik Batik terbuat dari kain pilihan
b) Sukseskan program buta aksara di Sumenep.

Frasa dari kain pilihan pada contoh a) terdiri atas konstituen dari dan konstituen kain pilihan. Sementara itu, frasa pada contoh b) terdiri atas konstituen di dan konstituen Sumenep. Kedudukan kedua konstituen tersebut tidak dapat saling menggantiikan.

b. Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas subjek (S) dan predikat (P), baik disertai objek (O) maupun keterangan (K), serta memiliki potensi untuk menjadi kalimat. Setiap konstruksi sintaksis klausa ditulis tanpa memerhatikan intonasi atau tanda baca akhir.

Contoh:
1) Galeri Budaya Nusantara menyediakan lukisan.
                        S                           P                O
2) Koleksi sangat komplet
       S                  K

c. Kalimat
Kalimat dalam teks iklan digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Penggunaan kalimat dalam teks iklan dapat dilihat berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi. Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat dibedakan menjadi empat jenis yaitu kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan seruan.

1) Kalimat deklaratif adalah kalimat pernyataan yang berfungsi menyatakan atau menginformasikan sesuatu.
Contoh:
Lestarikan lingkungan hidup.

2) Kalimat interogatif berfungsi menanyakan sesuatu dengan intonasi tanya. Kalimat ini ditandai oleh tanda tanya atau kata tanya.
Contoh:
Anda membutuhkan lukisan indah?
Mengapa kamu menangis?

3) Kalimat imperatif berfungsi untuk mengharapkan tanggapan berupa tindakan dari lawan bicara. Kalimat ini berpola intonasi perintah yang ditandai dengan tanda seru (!). Kalimat imperatif berbentuk perintah sebenarnya, larangan, dan ajakan.
Contoh:
Jangan membuang sampah di sungai! (perintah)
Jangan pernah berpikir gagal sebelum mencoba! (larangan)
Mari bersama ciptakan lingkungan bersih dan sehat! (ajakan)

4) Kalimat seruan (interjeksi) adalah kalimat yang berfungsi untuk menyampaikan perasaan pembicara. Kalimat ini memunyai pola intonasi seru yang ditandai oleh tanda seru (!).
Contoh:
Wah, indah sekali panorama Toraja!