Ciri Kebahasaan Teks Diskusi | Bahasa Indonesia Kelas 9 (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan ciri kebahasaan teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 9. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang ciri kebahasaan teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami ciri kebahasaan teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Ciri Kebahasaan Teks Diskusi | Bahasa Indonesia Kelas 9 (Revisi)
 www.ilmubindo.com

Teks diskusi mempunyai ciri kebahasaan yang membedakannya dari teks-teks lain. Adapun beberapa ciri teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonsia adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan Kalimat Argumentatif

Kalimat argumentatif adalah kalimat yang berisi gagasan pribadi yang dikembangkan oleh penulisnya berupa pendapat, ide, dan opini. Tujuan kalimat argumentasi adalah menyakinkan dan memengaruhi pembaca atau pendengar agar memiliki pendapat yang sama dengan penulis. Oleh karena itu, penulis dalam menyampaikan kalimat argumentasi harus disertai fakta atau data yang mendukung gagasannya tersebut.

2. Menggunakan Kata Kajian dan Kata Populer

Kata kajian adalah yang perlu ditelaah lebih jauh lagi artinya karena tidak bisa langsung dipahami oleh semua orang. Kata kajian digunakan untuk suatu pengkajian atau kepentingan keilmuan. Kata kata kajian yang juga disebut kata ilmiah diserap dari bahasa asing atau daerah.

Ciri-ciri kata kajian adalah sebagai berikut
a. Hanya dikenal orang tertentu (ilmuan, atau cendikia)
b. Dipakai dalam kegiatan-kegiatan ilmiah
Kata populer adalah kata-kata yang umum digunakan dalam masyarakat. Arti kata-kata populer atau umum diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Kata tersebut digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Ciri-ciri kata populer adalah sebagai berikut
a. Mudah diketahui, dimengerti, dan dipakai oleh masyarakat luas
b. Dipakai dalam kehidupan sehari-hari
 
3. Menggunakan Konjungsi
 
Konjungsi adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat dan sebagainya dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. Konjungsi tidak dihubungkan dengan objek, konjungsi tidak menerangkan kata, konjungsi hanya menghubungkan kata-kata atau hanya menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dan sebagainya. Oleh karena itu kata yang sama dapat merupakan preposisi dalam bagian yang satu, adverb dalam bagian yang lain atau konjungsi dalam bagian yang lain pula.

Berdasarkan fungsinya konjungsi terbagi menjadi dua kelompok. Adapun jenis-jenis konjungsi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Konjungsi Antarklausa

Konjungsi antarklausa adalah kata hubung yang menghubungkan dua buah klausa atau lebih. Ada tiga macam konjungsi antarklausa yaitu konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi koordinatif.

1) Konjungsi Korelatif
Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis setara. Contoh konjungsi korelatif  antarklausa yaitu baik ... maupun, tidak ... tetapi, dan bukan ... melainkan.

2) Konjungsi Subordinatif
Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang sama (bertingkat). Contoh konjungsi jenis ini adalah jika, agar, dan meskipun.

3) Konjungsi Koordinatif
Konjungsi ini sama dengan konjungsi korelatif. Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang sejajar, tetapi konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang sederhana. Contoh konjungsi koordinatif adalah dan, tetapi, serta, atau.

b. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah kata hubung yang menghubungkan antara satu kalimat dan dan kalimat lain sehingga menjadi logis. Macam-macam konjungsi antarkalimat adalah sebagai berikut.
  1. Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, misalnya sebelum itu.
  2. Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya oleh karena itu dan oleh sebab itu.
  3. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, misalnya namun dan akan tetapi.
  4. Konjungsi yang menguatkan keadaan sebelumnya, misalnya bahkan.
  5. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, misalhnya sesungguhnya dan bahwasanya.
  6. Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, misalnya sebaliknya.
  7. Konjungsi yang menyatakan adanya peristiwa atau keadaan lain diluar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, misalnya tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.
  8. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya, misalnya walaupun demikian, sungguh pun demikian, dan meskipun demikian.
  9. Konjungsi yang menyatakan konsekuensi atau akibat, misalnya dengan demikian, akibatnya, dan konsekuensinya. 
Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang ciri kebahasaan teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 9. Semoga apa yang admin bagikan ini bermanfaat buat kemajuan belajar anak didik dalam memahami ciri kebahasaan teks diskusi. Selamat belajar dan semoga sukses. Terima kasih.