Ciri Kebahasaan Teks Cerita Inspirasi | Bahasa Indonesia Kelas 9 (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang ciri kebahasaan teks cerita inspirasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang ciri kebahasaan teks cerita inspirasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami ciri kebahasaan teks cerita inspirasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Ciri Kebahasaan Teks Cerita Inspirasi | Bahasa Indonesia Kelas 9 (Revisi)
www.ilmubindo.com

Teks cerita inspirasi dalam kalimat-kalimat. Bermacam-macam kalimat muncul dalam teks tersebut. Keberadaan kalimat-kalimat tersebut dipengaruhi oleh maksud yang ingin disampaikan pengarang.

Ciri Kebahasaan Teks Cerita Inspirasi

1. Jenis-Jenis Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang terbentuk atas satu klausa atau lebih dan mempunyai intonasi akhir. Dalam bahasa tulis,syarat kalimat harus memiliki setidaknya subjek dan predikat. Teks cerita inspirasi menggunakan berbagai jenis kalimat. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi tiga, yaitu kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat berita.

a. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang digunakan untuk bertanya. Jika teks cerita inspirasi disampaikan secara tulis, kalimat tanya diakhiri tanda tanya. Jika teks inspirasi disampaikan secara lisan, kalimat tanya diakhiri dengan intonasi akhir naik. Kalimat tanya juga sering digunakan dalam persyaratan langsung. Kalimat tanya menghendaki jawaban dari orang yang ditanya. Dalam teks cerita inspirasi, kadang-kadang jawaban yang disampaikan tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Selain itu, dalam teks cerita inspirasi, kalimat tanya tidak selalu berarti sebagai pertanyaan. 

b. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat berisi perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah diakhiri tanda seru. Dalam teks cerita inspirasi kalimat perintah sering digunakan dalam pernyataan-pernyataan langsung.

c. Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang sering digunakan dalam bagian abstrak dan koda. Bentuk kalimat ini sering digunakan untuk membuat pernyataan tidak langsung. Kalimat berita dapat berimplikasi perintah jika disampaikan dalam konteks tertentu.

2. Konjungsi

Konjungsi adalah kata hubung atau penghubung. Konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, da antarkalimat. Konjungsi adalah penghubung antarkata sampai antarkalimat. Konjungsi adalah partikel yang berfungsi untuk mengabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.

Ada beberapa jenis-jenis konjungsi. Pembagian jenis-jenis konjungsi dibedakan menjadi dua yakni konjungsi antarklausa dan konjungsi antarkalimat. Untuk konjungsi antarklausa di bagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yakni konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

1) Konjungsi Antarklausa

Yang dimaksud konjungsi antarklausa atau konjungsi intra kalimat adalah kata yang menghubungkan klausa induk kalimat dan klausa anak dalam satu kalimat. Biasanya konjungsi antarklausa ada di tengah-tengah kalimat. Secara umum ada dua jenis konjungsi antarklausa yakni konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

- Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara. Yang termasuk dalam konjungsi koordinatif adalah.

1. penghubung penambahan → dan, serta
2. penghubung pemilihan → atau
3. penghubung perlawanan → tetapi, melainkan
4. penghubung pertentangan → padahal, sedangkan, meski

- Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat. Yang termasuk dalam konjungsi subordinatif adalah.

1. penghubung atributif → yang
2. penghubung tujuan → agar, supaya, biar
3. penghubung syarat → jika, bila, kalau, asalkan, bilamana, manakala
4. penghubung waktu → sejak, sewaktu, selama, begitu, sambil, sehabis, setelah, sebelum, sedari, tatkala.
5. penghubung permisalan → andaikan, walaupun, sekalipun
6. penghubung konsesif → biarpun, walaupun, sekalipun
7. penghubung penyebab → karena, sebab
8. penghubung akibat → sehingga, makanya
9. penghubung cara → dengan, tanpa
10. penghubung perbandingan → sebagaimana, laksana, ibarat, seolah-olah
11. penghubung penjelasan → bahwa

2) Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Ada banyak fungsi konjungsi antarkalimat, antara lain sebagai penyataan kelanjutan, keadaan, pertentangan, konsekuensi dan sebagainya. Yang termasuk dalam konjungsi antarkalimat adalah sebagai berikut.

1) menyatakan konsekuensi → dengan demikian, akibatnya
2) menyatakan kebalikan → sebaliknya
3) menyatakan kelanjutan → sesudah itu, kemudian, selanjutnya
4) menyatakan pendahulu → sebelum itu, sebelumnya
5) menyatakan penguatan → malahan, tak hanya itu, bahkan
6) menyatakan keadaan → sesungguhnya, bahwasanya
7) menyatakan pertentangan → akan tetapi, sayangnya, namun
8) menyatakan penambahan → selain itu, lagi pula
9) menyatakan kesediaan → biarpun begitu, meskipun demikian, walau begitu

Jenis-Jenis Konjungsi Berdasaran Fungsinya
  1. Konjungsi aditif adalah konjungsi yang berfungsi mengabungkan dua kata, frasa, klausa atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat. (dan, lagi, lagi pula, serta).
  2. Konjungsi pertentangan adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. (tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, namun).
  3. Konjungsi disjungtif adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih. (atau, maupun, entah).
  4. Konjungsi waktu adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa baik yang sederajat atau tidak sederajat. (apabila, bila, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sejak, selama, sementara, setelah, sesudah).
  5. Konjungsi situasi adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. (sedang, sedangkan, padahal, sambil).
  6. Konjungsi penanda adalah konjungsi yang berfungsi untuk menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. (umpama, contoh, terutama, misalnya, antara lain).
  7. Konjungsi pembatasan adalah konjungsi yang berfungsi menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan. (kecuali, selain, asal).
  8. Konjungsi urutan adalah konjungsi yang fungsinya untuk menyatakan urutan sesuatu hal dalam kalimat. (mula-mula, lalu, kemudian).
  9. Konjungsi konsesif adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal serta menolak hal yang lain. (meskipun, walaupun, biarpun, sekalipun).
  10. Konjungsi penjelas adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. (bahwa).
  11. Konjungsi penegas adalah konjungsi yang berfungsi menegaskan atau meringkas suatu bagain kalimat yang telah disebut sebelumnya. (bahkan, apalagi, yaitu, umpama, misalnya).
  12. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga saling mempengaruhi. (semakin, kian, bertambah, sedemikian rupa, sehingga).
  13. Konjungsi perbandingan adalah konjungsi yang berfungsi membandingkan dua hal tertentu. (sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, daripada).
  14. Konjungsi tak bersyarat adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. (walaupun, meskipun, biarpun).
  15. Konjungsi kondisional adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan syarat-syarat pada suatu hal yang dapat terjadi. (jika, bila, jikalau, apabila, asalkan, kalau, bilamana).
  16. Konjungsi konsekutif adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan akibat suatu peristiwa atau kejadian tertentu. (sehingga, sampai, akibatnya).
  17. Konjungsi kausal adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau kejadian tertentu. (sebab, sebab itu, karena, karena itu).
  18. Konjungsi final adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan. (supaya, guna, untuk, agar).
Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang ciri kebahasaan teks cerita inspirasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang adnin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam memahami ciri kebahasaan teks cerita inspirasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selamat belajar dan semoga bermanfaat. Terima kasih.