Contoh Ulasan Buku Seuntai Kalung Emas | Bahasa Indonesia Kelas 8 Revisi

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan contoh ulasan buku yang berjudul "Seuntai Kalung Emas" dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang contoh ulasan buku yang berjudul "Seuntai Kalung Emas" dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami contoh ulasan buku yang berjudul "Seuntai Kalung Emas" dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Contoh Ulasan Buku Seuntai Kalung Emas | Bahasa Indonesia Kelas 8 Revisi
 www.ilmubindo.com

Di bawah ini adalah contoh ulasan buku 'Seuntai Kalung Emas' yang dikarang oleh Sardono Syarif  yang di terbitkan tahun 2011oleh Cipta Prima Nusantara Semarang dan tebal buku 100 halaman. Adapun hasil ulasan teks tersebut adalah sebagai berikut.

Judul buku : Seuntai Kalung Emas
Pengarang : Sardono Syarif
Tahun terbit : 2011
Penerbit : Cipta Prima Nusantara Semarang
Tebal : 100 halaman

Di tengah merosotnya moral dan memudarnya karakter bangsa seperti saat ini, buku cerita anak sangat dibutuhkan kehadirannya sebagai sarana pendidikan karakter. Banyak kandungan nilai kehidupan yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan. Secara langsung, buku cerita anak memang tidak sekaligus mampu melakukan sebuah perubahan. Namun, secara tidak langsung, buku cerita menghadirkan kisah-kisah yang menyentuh dan mengharukan sehingga mampu memberikan pencerahan dan asupan rohaniah kepada pembaca, khususnya anak-anak. Ini artinya, kehadiran buku cerita dapat memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam membangun karakter anak.

Melalui cerita "Seuntai Kalung Emas" yang sekaligus menjadi judul buku ini, misalnya, seorang anak dapat memperoleh pengalaman berharga, yaitu tidak sepantasnya seorang anak membiasakan diri memamerkan kemewahan dengan menggunakan kalung emas di tempat keramaian karena dapat membahayakan dan menimbulkan malapetaka bagi yang mengenakannya secara berlebihan. Hal tersebut terbukti pada dialog Pak Gito yang merupakan guru Wati, pencerita yang kehilangan kalung, saat menasihati murid-murid. Demikian juga ketika membaca cerita "Gara-Gara Sinetron". Pembaca, khususnya anak-anak akan tersadarkan nuraninya betapa tidak ada untungnya ketika mereka teracuni oleh kisah-kisah sinetron di layar kaca, apalagi kalau harus melalaikan rutinitas belajar. Berdasarkan nilai dan pesan yang terkandung dalam cerita tersebut, anak-anak yang sudah kecanduan sinetron secara perlahan-lahan akan mengurangi kebiasaan buruknya itu. Jangan sampai mengalami nasib seperti Laila yang pintar dan cerdas, tetapi harus menerima rapor dengan dua nilai merah dan kelalaiannya.

Masih banyak peristiwa dan kisah menarik yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi pembaca dalam buku cerita ini. Adapun cerita-cerita yang disuguhkan dalam buku ini, yaitu "Jera", "Saat Liburan Panjang Tiba", "Di Bawah Jemari Hujan", "Ketulusan Hati Lia", "Dompet Sakti Papa", "Gigi Ompong Kakek Odong", "Bapakku Seorang Pahlawan", "Masih Ada Jalan", "Uluran Tangan", "Bunga-Bunga di Halaman Rumah", "Pelajaran bagi Si Kikir",  dan "Upah Si Raja Jangkrik". Bagaikan layar hidup, buku ini menyajikan beragam peristiwa keseharian khas anak-anak yang mampu memberikan kekayaan batin bagi anak.

Sebagai buku cerita anak, buku ini memang belum sepenuhnya terhindar dari kesan menggurui. Alur peristiwa dalam cerita mudah ditebak dengan jalinan konflik yang kurang mengenai. Dialog antartokoh kurang mengalir dan sering kali terjebak pada pengulangan kata sapaan yang cenderung berlebihan. Meskipun demikian, dari sisi muatan isi, kisah-kisah yang tersaji dalam buku ini cukup menghibur melalui sajian bahasa yang jernih dan subtil. Sang penulis mampu menyuguhkan jalinan peristiwa yang sesuai dengan situasi kekinian. Meski sebagian besar latarnya berlangsung di daerah Jawa Tengah, khususnya Pekalongan dan sekitarnya, buku ini sanggup menyajikan berbagai kisah yang bisa dinikmati anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia.

Negeri ini sangat membutuhkan banyak kisah khas anak-anak dengan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal untuk mendekatkan anak pada budaya bangsa seperti yang dikisahkan dalam buku cerita ini. Jangan sampai terjadi, anak-anak yang menjadi masa depan bangsa ini terus dimanjakan oleh kisah-kisah mencanegara yang hanya melambungkan mimpi dan kian menjauhkan dari sentuhan kearifan budaya leluhurnya.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang contoh ulasan buku yang berjudul "Seuntai Kalung Emas" dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami contoh ulasan buku yang berjudul "Seuntai Kalung Emas" dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan terima kasih.