Langkah-Langkah Mengidentifikasi Buku Fiksi dan dan Nonfiksi Revisi 2019

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan langkah-langkah mengidentifikasi buku fiksi dan dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas delapan semester dua. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang langkah-langkah mengidentifikasi buku fiksi dan dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami langkah-langkah mengidentifikasi buku fiksi dan dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Langkah-Langkah Mengidentifikasi Buku Fiksi dan dan Nonfiksi Revisi 2019
 Gambar: pixabay.com

Pengertian Buku Fiksi dan Nonfiksi

Buku Fiksi adalah buku yang menggunakan imajinasi sebagai sumber pengembangan ide atau gagasan, sedangkan buku nonfiksi berisi fakta. Buku fiksi menyajikan kisah (cerita) berdasarkan kejadian yang tidak sebenarnya. Buku-buku cerita anak, dongeng novel. cerita pendek (cerpen), fabel, atau komik tergolong sebagai buku fiksi. Di sisi lain, buku nonfiksi menyajikan kejadian sebenarnya berdasarkan pendapat atau ulasan sang penulis. Buku-buku pelajaran, ensiklopedia, esai, jurnal, dokumenter, biografi, atau laporan ilmiah (makalah, skripsi, dan tesis) semuanya itu termasuk dalam buku nonfiksi.

Keragaman Buku Fiksi dan Nonfiksi

Sesuai dengan sifatnya yang merupakan karya rekaan, informasi-informasi yang terkandung dalam buku fiksi merupakan hasil imajinasi yang dituliskan dalam sebuah karangan. Jika muncul kesan informasi dalam buku fiksi seolah-olah seperti kejadian nyata, hal tersebut disebabkan keahlian dan kepiawaian sang pengarang dalam merangkai peristiwa-demi peristiwa sehingga menjadi olahan cerita bagus dan menarik.

Buku nonfiksi yang disusun berdasarkan fakta, informasi yang disampaikan penulis dalam buku nonfiksi sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi di kehidupan nyata. Dengan demikian, informasi tersebut secara keilmuan dapat dipertanggungjawabkan. Jika penulis buku fiksi menyampaikan informasi yang tidak faktual dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya berarti penulis buku tersebut sudah menyalahi kaidah dan metodologi penulisan karya nonfiksi.

Informasi Indeks Buku Fiksi dan Nonfiksi


Perbedaan buku fiksi dan nonfiksi juga dapat dilihat dari susunan pembentuk buku. Ada istilah sinopsis dan indeks dalam buku-buku yang kalian pernah baca bukan? Buku fiksi pada umumnya mempunyai sinopsis, begitu pula dengan buku nonfiksi yang menjelaskan secara singkat tentang isi buku. Bagian buku yang tidak ditemui dalam buku fiksi, tetapi ada dalam buku nonfiksi adalah indeks.

Indeks terletak di halaman terakhir buku nonfiksi. Indeks buku memuat istilah, kata penting, atau nama orang tersusun berdasarkan abjad yang memberikan informasi mengenai nomor halaman istilah atau kata tersebut ditemukan. Melalui indeks buku, pembaca lebih mudah menemukan istilah atau kata-kata yang digunakan dalam buku tersebut. Setiap istilah, kata penting, atau nama orang dalam indeks buku diikuti dengan angka yang menunjukkan nomor halaman. Dengan demikian, pembaca akan mudah mencari dan menemukan istilah kata, penting, atau nama orang yang digunakan penulis dalam buku karyanya.

Buku nonfiksi adalah karya ilmiah yang disusun berdasarkan fakta. Informasi yang disajikan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi di kehidupan nyata. Dengan demikian, informasi tersebut secara keilmuan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan Fiksi adalah hasil imajinasi yang dituliskan dalam sebuah karangan. Sesuai dengan sifatnya yang merupakan karya rekaan.

Teknik Membaca Buku Fiksi dan Nonfiksi

Berikut ini adalah beberapa teknik yang bisa kalian gunakan dalam membaca buku nonfiksi dan fiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Survey
  2. Question
  3. Read
  4. Recite atau Recall
  5. Review

Struktur Buku Fiksi dan Nonfiksi

Berikut ini adalah beberapa struktur buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun struktur-struktur tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Tema
  2. Tokoh
  3. Latar
  4. Alur
  5. Amanat
  6. Sudut Pandang
Karya nonfiksi mempunyai struktur yang tidak dapat digeralisasi seperti karya fiksi. Struktur karya nonfiksi bersifat sistematis berdasarkan penelitian atau fakta yang ada. Struktur karya nonfiksi dapat ditentukan berdasarkan teori pada suatu ilmu pengetahuan sehingga informasi yang disampaikan jelas, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Cara Menyajikan Tanggapan

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kalian gunakan dalam menyajikan tanggapan terhadap buku fiksi dan nonfiksi. Adapun cara-cara tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Daya tarik teks
  2. Kebahasaan teks
  3. Isi teks
Baik teks fiksi maupun nonfiksi memuat informasi yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca, penulis yang baik berarti mampu menyampaikan gagasan dan informasi yang ditulisnya kepada pembaca.

Contoh Buku Fiksi dan Nonfiksi

Berikut ini adalah salah satu contoh sinopsis buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun contoh buku fiksi dan nonfiksi tersebut adalah sebagai berikut.

Penulis: Merari Siregar
Penerbit: Balai Pustaka
Tahun Pertama Terbit: 1920
Jumlah Halaman:

Novel yang satu ini dikategorikan novel klasik terbitan Balai Pustaka. Ia zaman di mana sastra Indonesia masih didominasi penggunaan bahasa Melayu yang kental. Adapun tema umum novel yang satu ini adalah kehidupan percintaan seorang gadis yang pernikahannya tidak membawa pada hidup yang bahagia tetapi justru pada kesengsaraan. Tokoh sentral dalam kisah cinta ini bernama Mariamin dan Aminu'ddin. Keduanya berkerabat dekat tetapi berbeda nasib. Aminu'ddin merupakan anak kepala kampung. Seorang bangsawan yang kaya raya dan disengani banyak orang. Sementara itu Mariamin tumbuh di lingkungan keluarga yang miskin. Sejak kecil keduanya sudah berkenalan dan bermain bersama. Beranjak dewasa, Aminu'ddin dan Mariamin merasakan Aminu'ddin berjanji akan menikahi Mariamin. Niatnya ini diutarakan pada ibu dan ayahnya, Banginda Diatas. Sang ibu setuju sebab ia menganggap Mariamin masih keluarnganya dan dengan menikahkan dengan Aminu'ddin, ia bisa menolong kemiskinan gadis itu. Namun, pendapat berbeda datang dari ayah Aminu'ddin yang Baginda Diatas. Ia diam-diam tidak menyetujui rencana Aminu'ddin sebab ia beranggapan pernikahan tersebut tidak pantas dan akan menurunkan derajat bangsawannya.

Untuk mewujudkan niatnya, akhirnya Aminu'ddin berangkat ke Medan untuk mencari kerja. Saat di Medan, ia masih rajin berkirim kabar dengan Mariamin. Sampai suatu waktu, ia menggirim berita ke kampung bahwa ia sudah siap untuk berumah tangga dengan wanita pujaannya tersebut. Sayangnya, Baginda Diatas, ayah Aminu'ddin tidak setuju. Ia menyusun rencana agar istrinya tidak menyetujui keinginan Aminu'ddin. Caranya, ia membawa istrinya ke dukun sewaan dan pura-pura meramal jodoh terbaik untuk Aminu'ddin, anaknya. Sang dukun berkata bahwa jodoh Aminu'ddin bukanlah Mariamin melainkan seorang gadis bangsawan di desa mereka. Ibu Aminu'ddin pun percaya dan setuju ke Medan dengan membawa gadis bangsawan yang hendak dinikahkan dengan Aminu'ddin.

Saat mereka tiba di Medan, Aminu'ddin kaget sebab keputusan orang tuanya menjodohkan dengan gadis tersebut memukul jiwanya. Tapi ia tidak bisa menolak sebab saat itu ia terikat adat yang harus selalu patuh pada keputusan orang tua. Akhirnya Aminu'ddin mengirim surat kepada Mariamin sambil memohon maaf karena ia terpaksa menikahi gadis lain meskipun tanpa cinta. Mendengar kabar tersebut, Mariamin sangat sedih. Ia bahkan sempat sakit. Setahun berselang, ibu Mariamin akhirnya menerima pinangan seorang laki-laki bernama Kasibun. Ia berharap pernikahan tersebut akan mengobati luka Mariamin. Akan tetapi apa yang diniatkan Ibu Mariamin tidak terjadi. Pernikahan tersebut malah menambah penderitaan lain bagi Mariamin. Sebab, ternyata Kasibun memiliki istri yang diceraikannya dengan alasan ingin menikahi Mariamin.

Pada akhirnya Mariamin tak sanggup lagi dan akhirnya melaporkan suaminya, Karibun ke Polisi. Akhirnya Karibun ditetapkan bersalah dan diwajibkan membayar denda serta melepaskan Mariamin tak lagi jadi istrinya. Mariamin akhirnya kembali ke desanya dan hidup menderita di sana. Ia sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia dalam derita.