Cara Menentukan Pokok-Pokok Isi dalam Teks Biografi | Bahasa Indonesia Kelas X (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan cara menentukan pokok-pokok isi dalam teks biografi mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X revisi terbaru. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang cara menentukan pokok-pokok isi dalam teks biografi mata pelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami cara menentukan pokok-pokok isi dalam teks biografi mata pelajaran bahasa Indonesia.

A. Teks Biografi Soekarno

Bacalah teks biografi berikut!

Cara  Menentukan Pokok-Pokok Isi dalam Teks Biografi | Bahasa Indonesia Kelas X (Revisi)

Soekarno

Bapak Bangsa Indonesia

Soekarno, yang akrab dipanggil Bung Karno, adalah pemimpin terkemuka gerakan nasionalis Indonesia. Dikenal sebagai orator ulung, sejak muda dia memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia melalui Partai Nasional Indonesia yang didirikannya pada tahun 1927. Ketika Indonesia merdeka, insinyur lulusan ITB ini terpilih menjadi Presiden pertama (1945-1968).

Soekarno lahir di Blitar pada 6 Juni 1901, amak seorang guru sekolah rakyat, Raden Soekami dan wanita Bali berdarah bangsawan, Idayu Rai. Sebagai  anak priyayi yang memang pandai, Soekarno bisa menyelesaikan pendidikan tinggi dan lulus dari Sekolah Teknik Tinggi di Bandung (kini ITB) pada 1925. Sebagai mahasiswa teknik, Soekarno terbilang pandai. Namun, ide-ide nasionalisme rupanya telah membuat dirinya terpikat. Tiga bulan setelah lulus, pada 1926, dia memuatkan ide-ide politiknya di media massa dalam artikel yang berjudul "Nasionalisme, Islam, dan Marxisme". Tulisan ini sangat menekankan ide persatuan antarkelompok yang menandai pemikiran politiknya sepanjang kariernya.

Perjuangan politik merebut kemerdekaan berlanjut dengan dibentuknya Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 1927. Soekarno menerapkan sikap nonkooperasi dengan Belanda yang membuatnya beberapa kali masuk tahanan. Pada 1929 dia ditahan oleh Belanda di penjara Sukamiskin, Bandung, karena aktivitas politiknya. Namun, Soekarno dibebaskan dua tahun kemudian. Dia ditahan lagi pada 1933, diasingkan ke Ende dan kemudian ke Bengkulu, sampai dia dibebaskan oleh Jepang pada 1942.

Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno mendapat kesempatan lebih besar untuk mempromosikan cita-cita nasional Indonesia dengan bekerja sama dengan Jepang melawan Sekutu. Sikap mau bekerja sama dengan Jepang ini tidak pelak mengundang kritik keras dari berbagai kalangan "garis keras" yang menginginkan sikap nonkooperasi dengan Jepang.

Pada 17 Agustus 1945, tidak lama setelah Jepang takluk kepada Sekutu, atas desakan para aktivis pemuda yang sempat menculiknya ke Rengas Dengklok, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian Soekarno-Hatta diangkat segera terlibat dalam perjuangan melawan pendudukan kembali oleh Belanda. Pada masa ini Soekarno-Hatta sempat dibuang kembali ke Parapat dan Bangka. Namun, pada 1949 ketika secara resmi Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, kedudukan Soekarno sebagai Presiden kembali dipulihkan.

Ketika sistem pemerintahan parlement terbukti tidak berjalan efektif. Soekarno pada akhir 1956 menyerukan pembubaran semua partai politik. Dia kemudian membentuk Demokrasi terpimpin pada 1959, dan pada tahun berikutnyamembubarkan parlemen terpilih. Soekarno mencoba menerapkan gagasannya akan tiga pilar kekuatan bangsa, yaitu Nasakom-Nasionalis, Agama, dan Komunis. Namun, kondisi krisis ekonomi dan politik di dalam negeri terus bertambah runyam.

Dalam bidang politik luar negeri, Soekarno bersikap curiga terhadap AS dan kekuatan Barat. Untuk mengimbangi kekuatan Barat, dia berperan sebagai pemimpin negara-negara baru melawan kekuatan kolonial dan nonkolonial. Dai berhasil memaksa Belanda untuk menyerahkan Irian Barat (kemudian pada 1963 disebut Irian Jaya, kini Papua). Soekarno mempermaklumkan "konfrontasi" dengan Federasi Malaysia yang baru dibentuk pada 1963. Pada 1965 Indonesia keluar dari PBB dan Soekarno semakin aktif sebagai tokoh-tokoh negara "new emerging forces". Kharismanya yang hebat tidak hanya memengaruhi masyarakat Indonesia, tetapi juga bangsa-bangsa baru merdeka di Asia-Afrika. Dia juga dikenal sebagai salah satu pemimpin negara-negara Non-Blok yang paling termuka.

Situasi politik Indonesia memuncak dengan perebutan kekuasaan yang gagal pada 30 September 1965. Kejadian ini kemudian berlanjut dengan pembunuhan besar-besaran, pembubaran partai komunis, dan buntutnya Soekarno tersingkir. Pemimpin militer Mayjen Soeharto meminta Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan efektifnya melalui Supersemar pada Maret 1966. Soeharto kemudian menjadi presiden menggantikan Soekarno pada 1968 hingga 30 tahun kemudian. Sampai kematian Soekarno di Jakarta pada 21 Juni 1970, dia masih berada dalam status tahanan rumah.

B. Pokok Informasi Teks Biografi

Untuk menentukan pokok-pokok dalam teks biografi terlebih dahulu kita harus memahami isi teks biografi tersebut. Oleh karena itu, penentuan pokok-pokok informasi dalam teks biografi tidak berdasarkan ide pokok yang biasa terdapat di kalimat utama.

Berikut contoh pokok-pokok informasi dalam teks biografi Soekarno di atas. Adapun pokok-pokok isi teks biografi tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Soekarno merupakan pemimpin termuka gerakan nasionalis Indonesia.
  2. Soekarno dikenal sebagai orator ulung.
  3. Soekarno terpilih menjadi Presiden pertama pada tahun 1945-1968.
  4. Soekarno lahir di Blitar 6 Juni 1901, dari seorang ayah bernama Raden Soekami dan ibu berdarah bangsawan Bali, Idayu Rai.
  5. Soekarno lulus dari Sekolah Teknik Tinggi di Bandung (kini ITB) pada 1925.
  6. Soekarno membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 1927.
  7. Pada 1929 Soekarno ditahan oleh Belanda di penjara Sukamiskin, Bandung, karena aktivitas politik.
  8. Pada 17 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
  9. Pada tahun 1956 Soekarno membubarkan semua partai politik.
  10. Soekarno membentuk Demokrasi Terpimpin pada 1959.
  11. Soekarno curiga terhadap AS dan kekuatan Barat.
  12. Soekarno berhasil "memaksa" Belanda untuk menyerahkan Irian Barat atau Papua.
  13. Soekarno mempermaklumkan "konfrontasi" dengan Federasi Malaysia yang baru dibentuk pada 1963.
  14. Pada 1965 Indonesia keluar dari PBB dan Soekarno makin aktif sebagai tokoh negara-negara "new emerging forces".
  15. Pemimpin militer Mayjen Soeharto meminta Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan efektifnya melalui Supersemar pada Maret 1966.
  16. Soekarno meninggal dunia di Jakarta pada 21 Juni 1970.