Ciri-Ciri Teks Biografi Dilengkapi Contoh Teks | Bahasa Indonesia Kelas X (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan ciri-ciri teks biografi dilengkapi dengan contoh teks terbaru dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas sepuluh. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang ciri-ciri teks biografi dilengkapi dengan contoh teks terbaru dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas sepuluh. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami ciri-ciri teks biografi dilengkapi dengan contoh teks terbaru dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Ciri-Ciri Teks Biografi Dilengkapi Contoh Teks | Bahasa Indonesia Kelas X (Revisi)

A. Ciri-Ciri Teks Biografi

Ciri-ciri teks biografi dapat dilihat dari berbagai aspek. Berikut dijelaskan ciri-ciri teks biografi.

1. Ciri teks biografi menurut fungsinya sebagai berikut.

  • Teks biografi memberikan gambaran tentang kehidupan dan riwayat seseorang.
  • Teks biografi memberikan gambaran kepada pembaca tentang tema dan bobot karya seseorang yang akan dibeli.
  • Teks biografi menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian hidup seseorang.
  • Teks biografi memberikan pengetahuan mengenai kelebihan seorang penulis dan latar belakangnya.

2. Ciri-ciri teks biografi menurut tujuannya sebagai berikut.

  • Teks biografi memberikan pengetahuan perjalanan hidup seseorang tokoh kepada pembaca dan penulis.
  • Teks biografi digunakan untuk mengambil pelajaran dari kehidupan tokoh tersebut.
  • Pembaca dan penulis dapat mencontoh tokoh tersebut.

3. Ciri-ciri teks biografi menurut unsur-unsurnya sebagai berikut

  • Teks biografi ditulis berdasarkan sudut pandang orang ketiga
  • Teks biografi ditulis dengan data yang ada
  • Teks biografi berisi data pribadi terpercaya 

B. Contoh Teks Biografi

1. Biografi Intelektual Gus Dur

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mungkin telah mengalami defisit politik. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari berbagai kekalahan strukturalnya, sejak kegagalan pencalonan presiden pada Pemilu 2004, hingga terlepasnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari otoritasnya, pada Pemilu 2009 ini. Gus Dur seakan hilang dari peta politik nasional, dan kiprahnya tinggal sejarah yang diperingati.

Namun, membincang sosok yang sering terdaulat sebagai guru bangsa ini, tak sesempit politik praktis. Senyatanya, kebesaran cucu Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari ini tetap terasakan, dengan bukti seabrek kritis dan harapan yang tetap tertumpu padanya, dalam konteks pencarian Indonesia alternatif. Hal ini beralasan sebab perjuangan Gus Dur di negeri ini tidak sebatas PKB.

Buku karya Syaiful Arif, santri Pesantren Ciganjur asuhan bertajuk Gus Dur dan Ilmu Sosial Transformatif: Sebuah Biografi Intelektual, yang membuktikan hal ini. Buku tersebut bahkan menggambarkan Gus Dur tidak sebagai politisi, melainkan pemikir sosial yang mampu menggerakkan diskursus ilmu sosial transformatif.

Jadi tesis utamanya adalah, jika pada era Orde Baru, Koentowijoyo memiliki ilmu sosial profetik, Cak Nur memiliki pembaharuan pemikiran Islam, Moeslim Abdurrahman memiliki Islam transformatif, dan Amien Rais dengan tauhid sosial, maka Gus Dur sebagai pemikir muslim telah menggerakkan ilmu sosial transformatif.

Gagasan Arif adalah satu tesa bahwa Gus Dur merupakan pioneer bagi diskursus teologi pembebasan yang pada dekade 1970 sedang menggeliat di Dunia Ketiga, guna mengimbangi hegemoni pembangunanisme. Tak ayal Gus Durpun terposisi berseberangan dengan ideologi negara tersebut, dan dengan cantik mampu mengolah keilmuan klasik Islam, sehingga membentuk suatu teori Islam transformatif yang bertujuan untuk perubahan sosial-politik.

Penulisan pemikiran dan praksis Gus Dur, sejak 1970 hingga 1990 ini terasa mampu menyajikan ulasan komprehensif atas intelektualisme Gus Dur. Kenapa? Karena yang dikaji bukan cabang pemikiran seperti Islam dan demokrasi misalnya, melainkan struktur politik (baik negara maupun kuasa pengetahuan) yang melatari pemikiran Gus Dur, dan bagaimana Gus Dur menanggapi latar politik tersebut.

Bagi publik politik, buku ini bermanfaat karena memberikan peta ulang ideologi di Indonesia, yakni developmentalisme Orde Baru, dan bagaimana Gus Dur menghadapi ideologi tersebut, berbasis kekayaan pemikiran Islam tradisional. Peta ulang ini penting, karena saat ini kita tengah mengalami pembuyaran ideologi, sehingga arah politik kita tiada jelas.

Bagi kalangan intelektual, buku ini menyajikan ulasan ilmu sosial versi NU. Satu hal yang masih langka, karena di negeri ini, kalangan nahdliyin terlihat minim pergulatan dalam hal tersebut. Ilmu sosial NU mampu mengisi “celah lubang” bagi kekeringan ilmu sosial kita yang tak mampu berangkat dari tradisionalitas Islam Indonesia. Dalam buku ini, Arif berusaha menemukan mekanisme epistemic.

2. Biografi Blaise Pascal

Blaise Pascal adalah seorang ahli matematika, fisikawan, penemu, penulis dan filsuf Kristen berkebangsaan Perancis. Ia lahir di Clermont-Ferrand, Perancis pada 19 Juni 1623 dan meninggal di Paris, Perancis pada 19 Agustus 1662 pada umur 39 tahun.

Minat utamanya ialah filsafat dan agama, sedangkan hobinya yang lain adalah matematika dan geometri proyektif. Bersama dengan Pierre de Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pada awalnya minat riset dari Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan, di mana dia telah berhasil menciptakan mesin penghitung yang dikenal pertama kali. Mesin itu hanya dapat menghitung (mesin komputasi sederhana yang merupakan cikal bakal kalkulator).

Blaise Pascal lahir pada tanggal 19 Juni 1623 di Clermont-Ferrand, Perancis. sejak kecil Blaise dikenal sebagai seorang anak yang cerdas walaupun ia tidak menempuh pendidikan di sekolah secara resmi. Di usia 12 tahun, ia sudah bisa menciptakan sebuah mesin penghitung untuk membantu pekerjaan ayahnya. Nama ayahnya adalah Étienne Pascal. Ayahnya adalah seorang petugas penarik pajak yang bekerja di wilayah Auvergne, Perancis. Sejak usia empat tahun Blaise telah kehilangan ibunya. Karya-karyanya terus bertambah mulai dari merancang bangunan segienam (hexagram), menemukan prinsip kerja barometer, sistem kerja arloji, hingga ikut terlibat dalam pembuatan sistem transportasi bawah tanah kota Paris.

Pada tahun 1642, saat masih remaja ia mulai membuat percobaan pada mesin hitung. Setelah selama tiga tahun berusaha dan menghasilkan lima puluh prototipe, ia menemukan kalkulator mekanik. Kemudian dalam sepuluh tahun berikutnya Ia membangun 20 mesin ini (disebut kalkulator Pascal dan kemudian Pascalines). Pascal menulis sebuah risalah yang signifikan pada subyek geometri proyektif pada usia 16, dan kemudian berhubungan dengan Pierre de Fermat pada teori probabilitas, sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi modern dan ilmu sosial. Setelah Galileo dan Torricelli, pada 1646 ia membantah para pengikut Aristoteles yang bersikeras bahwa alam membenci kekosongan. Sebelum diterim, hasil penelitian Pascal menyebabkan banyak terjadi perselisihan.

Pascal memiliki kesehatan yang buruk, terutama setelah tahun ke-18, kematiannya terjadi hanya dua bulan setelah ulang tahunnya yang ke-39.

Dalam temuannya, Blaise Pascal menciptakan kalkulator mekanis untuk membantu ayahnya yang bekerja sebagai pengawas pajak di Rouen. kalkulator tersebut dinamakan Kalkulator Pascal atau Pascaline dan merupakan kalkulator mekanik hanya bekerja di abad ke-17.

Setelah tiga tahun berusaha menghasilkan 50 prototipe ia memperkenalkan kalkulator kepada publik. Ia membangun dua puluh mesin ini dalam sepuluh tahun berikutnya. Mesin ini bisa menambah dan mengurangi dua nomor secara langsung dan berkembang biak dan membagi dengan pengulangan. Pascal mengutamakan metode re-zeroing untuk mesinnya. Dengan demikian ia membuktikan sebelum dioperasikan kalkulatornya berfungsi penuh. Ini merupakan bukti kualitas Pascaline.