Cara Menelaah Struktur dan Kebahasaan pada Puisi Rakyat | Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana menelaah struktur dan kebahasaan pantun, syair, dan gurindam. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang bagaimana menelaah struktur dan kebahasaan pantun, syair, dan gurindam. Dan harapanya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi kemajuan dan perkembangan anak didik dalam memahami bagaimana menelaah struktur dan kebahasaan pantun, syair, dan gurindam.

 www.ilmubindo.com
 
A. Menelaah Struktur dan Kebahasaan Pantun

Pantun terdiri atas dua struktur yaitu sampiran dan isi. Struktur tersebut sebagai berikut.
a. Sampiran
Sampiran adalah pengantar agar pembaca mau membaca larik ketiga dan keempat pantun.
b. Isi
Isi adalah maksud atau tujuan pantun. Isi pantun biasanya berupa pikiran, perasaan, nasihat, kebenaran, pertanyaab atau teka-teki. Isi pantun juga mengandung pesan yang disampaikan pemantun kepada orang lain.

Perhatikan contoh teks pantun berikut!
Kalau ada sumur diladang,
boleh saya numpang numpang mandi.
Kalau ada umur yang panjang,
boleh kita berjumpa lagi.

B. Contoh Struktur dan Kebahasaan Pantun

Struktur penyajian pantun terdiri atas dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik ke-3 dan ke-4. Makna atau isi pada larik ke-1 dan ke-2 dengan larik ke-3 dan ke-4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun pada larik ke-1dan ke-2 menggunakan kalimat berita. Larik ke-1 dan ke-2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik ke-3 dan ke-4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik ke-4 merupakan hasil. Larik ke-3 dan ke-4 merupakan satu kalimat mejemuk.

C. Menelaah Struktur dan Kebahasaan Syair

Syair terdiri atas empat larik dalam satu bait, Keempat larik tersebut merupakan isi. Pola rima syair adalah a-a-a-a. Pada bagian ini kamu akan menelaah syair dari segi struktur dan kebahasaan.

Bacalah syair berikut!
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

D. Contoh Struktur dan Kebahasaan Syair

Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama yaitu a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, keempat larik dalam syair tersebut merupakan  kalimat perintah kepada generasi muda. Larik ke-4 pada syair tersebut  merupakan hasil yang diperoleh jika melakukan perintah larik ke-1, ke-2, dan ke-3. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata simbolik. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.

E. Menelaah Struktur dan Kebahasaan Gurindam

Gurindam adalah salah satu puisi Melayu lama terdiri atas dua larik, mempunyai irama akhir sama dan merupakan kesatuan utuh. Larik pertama berisi soal atau perjanjian, sedangkan larik kedua merupakan jawaban atau akibat dari perjanjian tersebut.

Bacalah gurindam berikut!
Dengan orang tua jangan pernah melawan,
kalau tidak mau hidup berantakan.

F. Contoh Struktur dan Kebahasaan Gurindam

Struktur penyajian gurindam tersebut dua larik isi yang berhubungan. Larik ke-1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ke-2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat larangan (jangan) dan pada larik ke-2 menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat (kalau).

Bacalah beberapa pantun berikut, lalu telaahlah struktur dan kebahasaanya!

Teks Pantun 1
Anak ayam turun sepuluh,
mati seekor tinggal sembilan.
Bangun pagi sembahyang subuh,
minta ampun kepada Tuhan.

Teks Pantun 2
Jahit-berjahit tepi kasur,

suji-bersuji tepi bantal.
Kalau raib didalam usul,
tilik saja pada yang asal.

Teks Pantun 3
Jika ke kedai pergi berbelanja,
belikan saya sudu dan senduk.
Jika pandai katakan ia,
semakin berisi semakin merunduk?

Teks Pantun 4
Manis sungguh gula Melaka,
jangan dibancuh dibuat serbat.
Sungguh teguh adat pusaka,
biar mati anak jangan mati adat.

Teks Pantun 5
Kalau beratapkan daun nanas,
banyaklah hujan jatuh ke talam.
Kalau bercakap-cakap berkeras-keras,
banyaklah orang yang salah paham.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang bagaimana menelaah struktur dan kebahasaan pantun, syair, dan gurindam. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam memahami bagaimana menelaah struktur dan kebahasaan pantun, syair, dan gurindam. Selamat belajar dan semoga bermanfaat. Terima kasih.