Relasi Makna dalam Bahasa Indonesia

ilmubindo.com_ Relasi makna adalah hubungan semantik antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya. Relasi makna meliputi sinonim, antonim, polisemi, homonimi, hiponimi, ambiguiti, dan redundasi.
  • Sinonim
Sinonim adalah hubungan semantik yang menunjuk pada kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Sinonim disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Misalnya:
- betul dan benar
- baik dan bagus
- binatang dan fauna
- bohong dan dusta
- haus dan dahaga
- pakaian dan baju
- bertemu dan berjumpa

Relasi Makna dalam Bahasa Indonesia
 www.ilmubindo.com
  • Antonim
Antonim adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan atau pertentangan.

Antonimi biasanya dibedakan atas beberapa jenis, antara lain:
a. Antonimi yang bersifat mutlak
Contoh hidup dan mati
b. Antonimi yang bersifat relatif atau bergradasi
Contoh besar dan kecil
c. Antonimi yang bersifat relasional
Contoh suami dan istri
d. Antonimi yang bersifat hierarkial
Contoh tamtama dan bintara
  • Polisemi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki arti lebih dari satu. Kata kepala bisa mempunyai banyak arti meskipun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.
Contoh:
- Pak Jaya diangkat menjadi kepala sekolah SD Negeri 1 Tegalsari. (kepala berarti pemimpin)
- Kepala anak itu membesar karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti bagian tubuh yang berada di atas)
- Tiap kepala harus membayar pajak kepada penguasa. (kepala berarti individu)
- Bu Erna membuat kepala surat untuk pengumuman. (kepala berarti bagian dari surat)
  • Homonim
Homonim adalah dua buah kata yang bentuknya sama tapi maknanya berbeda. Misalnya, antara kata bisa yang berarti 'racun ular' dan kata bisa yang berarti 'sanggup'. Homonim biasanya meliputi dua bentuk, yaitu:
a. Homofon
Homofon adalah kesamaan bunyi antara dua satuan ujaran tanpa memperhatikan ejaanya.
Contoh:
- bisa berarti 'racun' dan bisa berarti 'sanggup'
- bank 'lembaga keuangan' dan bang 'kakak laki-laki'
b. Homografi
Homografi adalah bentuk ujaran yang sama ejaannya, tetapi ucapan maknanya tidak sama.
Contoh:
- memerah yang berarti 'malakukan perah' dan memerah yang artinya 'menjadi merah'
5. Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata yang mewakili banyak kata lain. Hepernim dapat menjadi kata umum dari kata-kata lainnya. Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim.
Contoh:
- Hipernim: hantu
Hiponim: setan, kuntilanak, sundel bolong, pocong, genderuwo, dan tuyul.
- Hipernim: burung
Hiponim: merpati, merak, cenderawasih, kakatua, perkutut, banagau, dan elang.
  • Ambiguiti (Ketaksaan)
Ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda. Perbedaan tafsiran ini biasanya terjadi pada bahasa tulis.
Contoh: Buku biografi baru
Kalimat tersebut dapat ditafsirkan menjadi:
- Buku biografi itu baru terbit
- Buku itu memuat tokoh-tokoh baru
  • Redundasi
Redundasi adalah penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran secara berlebihan.
Contohnya:
- Bola itu ditendang oleh Dika
Kalimat tersebut tidak akan berbeda maknanya dengan kalimat:
- Bola itu ditendang Dika
Penggunaan preposisi oleh merupakan contoh terjadinya redundasi.