Cara Menemukan Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi Edisi Revisi 2017

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan cara menemukan unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang cara menemukan unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami cara menemukan unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Cara Menemukan Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi Edisi Revisi 2017
www.ilmubindo.com

A. Pengertian Buku Fiksi 

Buku fiksi adalah buku berisi cerita imajinatif yang dibuat untuk menghibur pembaca, contohnya kumpulan dongeng, kumpulan cerpen, novel, dan naskah drama. Adapun unsur-unsurnya terbagi menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun suatu fiksi dari dalam atau dari fiksi itu sendiri. Unsur-unsur yang dimaksud adalah tema, alur, amanat, sudut pandang, latar, tokoh, dan gaya bahasa. Unsur ini dapat ditemukan dengan menbaca suatu karya dengan saksama sambil menandai bagian-bagian penting. Untuk menemukannya, perhatikan pengertian dan ciri unsur-unsur berikut.

B. Unsur-Unsur Buku Fiksi

Berikut ini adalah beberapa ciri unsur-unsur dalam menelaah buku fiksi dan nonfiksi. Adapun unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Tema, yaitu inti yang menjadi landasan cerita fiksi. Contohnya fiksi bertema persahabatan, perjuangan, atau kehidupan siswa SMP.
  2. Alur atau plot, yaitu jalinan cerita dari perkenalan, konflik, klimaks,, dan antiklimaks. Alur dapat berupa maju (sesuai urutan), mundur (urutan terbalik), dan campuran.
  3. Amanat, yaitu pesan moral yang ingin disampaikan penulis. Contohnya sebuah fiksi dapat berisi amanat, "Sayangilah orang tuamu" atau semacamnya.
  4. Sudut pandang, yaitu posisi penulis dalam karyanya, Seorang penulis dapat menjadi tokoh utama (menggunakan kata ganti "aku") atau berada di luar tokoh (menggunakan kata ganti "dia").
  5. Latar, yaitu waktu, tempat, dan suasana yang tampak pada cerita. Contohnya sebuah cerita dapat berlatar lapangan (tempat), siang hari (waktu), dan panas (suasana).
  6. Tokoh, yaitu para pelaku dalam cerita. Tokoh dapat dibagi menjadi protagonis (tokoh utama) dan antagonis (tokoh yang menghalangi protagonis).
  7. Gaya bahasa, yaitu cara penulis menyajikan karyanya. Contohnya ada fiksi yang disajikan dengan bahasa gaul atau sehari-hari dan ada juga yang disajikan dengan bahasa baku.
Selain unsur intrinsik, fiksi dibentuk oleh unsur ekstrinsik, yaitu unsur yang memengaruhi fiksi dari luar fiksi itu sendiri. Umumnya, unsur ekstrinsik buku fiksi adalah latar belakang pengarang, keadaan sosial, budaya, dan politik ketika buku itu ditulis.

Berbeda dengan buku fiksi, buku nonfiksi berisi fakta dan informasi (bukan bersifat imajinatif). Contoh buku nonfiksi adalah buku pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan IPS. Adapun unsur-unsurnya antara lain informasi atau pengetahuan yang disajikan melalui uraian materi, grafik, tabel, dan bagan.

C. Contoh Teks Buku Fiksi

Berikut ini adalah salah satu contoh sinopsis buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun contoh sinopsis tersebut adalah sebagai berikut.
Penulis: Agnes Davonar
Penerbit: Inandra Published
Tahun Terbit: 2008
Jumlah Halaman: 232

Buku ini mengisahkan ulang cerita pilu seorang gadis bernama Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika. Ia terkena penyakit yang terbilang langka bernama Rabdosmiosarkoma atau yang dalam bahasa awam dikenal dengan nama kanker jaringan lunak. Keke sendiri merupakan pasien pertama di Indonesia yang terdeteksi penyakit tersebut. Hal ini yang menjadikan kisahnya sangat menggugah. Keke divonis terjangkit penyakit tersebut di usia 13 tahun dan hanya dalam jangka waktu 5 hari saja! Kanker jaringan lunak tersebut perlahan merubah wajah belia Keke. Ia menjadi seseorang yang tak dikenali lagi sebab wajahnya menjadi sesuatu yang tak elok dipandang mata. Bagi anak-anak, mungkin wajah Keke tersebut akan dipanggilnya rupa monster.

Buku ini didasarkan pada kisah nyata. Sang penulis mengemas perjuangan Keke melawan kanker tersebut dengan baik. Meskipun pada beberapa bagian ia terlalu memaksakan pesan moral masuk pada dialog beberapa tokoh sehingga mengacaukan setting. Namun, buku ini tetap memberi spirit utamanya bagi generasi muda bahwa seberapapun cobaannya, kita harus berani berdiri dan menghadapinya.

Perjuangan Kekek sempat berbuah manis, sebab tim dokter berhasil menyembuhkan penyakitnya. Hal ini menjadi sebuah prestasi tersendiri bagi dunia kedokteran di Indonesia pada saat itu dan menjadi buah bibir di negara lain. Banyak yang bertanya bagaimana bisa penyakit ganas tersebut ditaklukkan. Polemik tersebut akhirnya mendapat jawaban, sebab Keke hanya "sembuh sementara". Beberapa saat setelah ia menjalani pengobatan, kanker ganas itu bertamu kembali dan sekali lagi menyerang tubuh dan semangatnya. Keke pun menyadari, waktu hidup tak bisa diulur lagi dengan obat dan lain-lainnya. Benar saja, ia meninggal pada tanggal 26 Desember di tahun 2006. Sebelum meninggal, ia sempat menuliskan surat. Surat ini kemudian yang mengilhami judul "Surat Kecil untuk Tuhan". Berikut ini adalah petikan surat Keke tersebut:

Andaikan ,..... semua dapat terulang kembali,
Tetapi pernahkah Anda berfikiran tentang itu?
Pernahkah Anda mengira-ngira apa yang terjadi
Jika semuanya dapat terulang kembali?
Dalam novel ini, Agnes Davonar menekankan makna sebuah waktu kehidupan di dunia ini.
Kisah nyata gadis berusia 13 tahun bertahan hidup dari kanker ganas paling mematikan di dunia.

Tuhan .........
Andai aku bisa kembali 
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan ........
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi yang sama terjadi padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan .........
Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
Tuhan ..........
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan ..........
Biarkanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya

Jika di telaah, buku ini memang menarik. Bukan hanya berbicara persoalan derita seseorang, tetapi juga memperlihatkan sebuah perjuangan sekaligus kepasrahan pada Sang Pencipta. Penulis novel ini berhasil menyampaikan kisah Keke dengan baik. Selain Keke, tokoh lain di dalam kisah ini antara lain ayah Keke sendiri, sahabat-sahabat Keke yakni Fadha, Maya, Shifa, Ida, dan Andhini, ada pula Dr. Adhi, Dr. Mukhlis, Andi, Pak Iyus. Karena ini berdasar pada kisah nyata, maka tokoh tersebut semua nyata. Mungkin hal ini yang membuat watak para tokoh tergambar dengan jelas.

Secara umum, novel ini layak dibaca. Alur yang digunakan adalah campuran yakni maju dan mundur. Sementara itu setting cerita antara lain rumah Keke, sekolah, rumah sakit dan juga beberapa potongan kejadian di sebuah villa. Penulis menggunakan sudut pandang cerita orang pertama. Jadi, saat membaca buku ini kita seolah sedang mendengarkan Keke bercerita kisahnya sendiri. Adapun pemilihan bahasa yang dipakai penulis cukup ringan sehingga novel ini bisa dibaca untuk umum. Novel ini juga banyak menyisipkan nilai moral dan nilai agama. Tentu hal ini merupakan pembelajaran yang baik bagi pembaca.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang cara menemukan unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami cara menemukan unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan terima kasih.