Pengertian dan Ciri-Ciri Teks Puisi | Materi Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian dan ciri teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII (Delapan) revisi. Semoga apa yang admi admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian dan ciri teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian dan ciri teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Pengertian dan Ciri-Ciri Teks Puisi | Materi Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)
www.ilmubindo.com

A. Pengertian Puisi

Puisi menjadi salah satu jenis atau genre karya sastra selain prosa dan drama. Puisi memberdayakan kata-kata sesuai syarat tertentu dengan menggunakan sajak, irama, ataupun makna kiasan. Puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata -kata kias. Menurut Herman J. Waluyo, puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan batin. Jadi, dapat disimpulkan puisi merupakan hasil karya sastra yang disusun dengan menggunakan kata-kata sederhana yang imajinatif sesuai dengan struktur fisik dan batin.

B. Membaca Puisi

Kegiatan membaca puisi di depan umum menggunakan naskah puisi yang sudah dihafalkan disebut deklamasi. Orang yang mendeklamasikan puisi disebut deklamator. Kecakapan deklamator akan dapat diukur dari kemampuan menghafal dan mengungkapkan amanat puisi melalui orasi, ekspresi, dan pantomimik (gaya anggota badan).

C. Ciri-Ciri Puisi

Setiap karya sastra memiliki ciri khusus. Ciri-ciri tersebut merupakan pembeda antara karya sastra yang satu dengan yang lain. Berdasarkan pengertian puisi, dapat disimpulkan beberapa ciri formal puisi sebagai berikut.
  1. Menggunakan bahasa yang padat.
  2. Memperhatikan diksi.
  3. Mempunyai daya imajinatif dan figuratif.
  4. Mempunyai irama.
  5. Mempunyai rima
  6. Memperhatikan bentuk (tipografi).
D. Mengidentifikasi Puisi

Berikut ini adalah cara mengidentifikasi teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun contoh cara mengidentifikasi teks puisi adalah sebagai berikut.

Pahlawan Tak Dikenal
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang.

Dia tidak ingat bilamana dia datang
kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur, sayang.

Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi pandang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya.

Sepuluh tahun yang lalu ia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.

Puisi "Pahlawan Tak Dikenal" tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan ciri-cirinya sebagai berikut.
  1. Puisi tersebut menggunakan bahasa yang padat.
  2. Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut berhubungan dengan kepahlawanan.
  3. Puisi tersebut mengandung imajinasi yang dapat dibayangkan dan dirasakan oleh pembaca.
  4. Puisi tersebut memiliki rima dan irama yang menimbulkan efek perasaan tertentu kepada pembaca.
  5. Tipografi atau bentuk puisi terdiri atas lima bait dan setiap bait terdiri atas empat baris.
E. Contoh Teks Puisi

Di bawah ini adalah beberapa contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII (Delapan) revisi. Semoga contoh puisi ini dapat membantu anak didik dalam memahami pengertian dan ciri teks puisi. Adapun beberapa contoh teks puisi tersebut adalah sebagai berikut.

Teks Puisi 1
Sahabat Surga

Rinduku mengentai
Lalu aroma hujan menambah kepekatannya
Dingin menyusup dengan malu
Bermandikan purnama dan basuhan wudhu

Langkah kaki menjadi saksi
Menuju ridho sang Ilahi
Hembusan angin menyayat hati 
Teringat seorang sahabat yang telah pergi

Bila sahabat menjadi penguat jiwa
Hanya dengan doa cinta ini menyapa
Dalam setiap nafas baitan doa
Penuh harap kelakkan berkumpul kembali di istananya

Setiap akhir dari temu selalu berujung rindu
Maka tatkala kau tak temukan aku dalam dunia yang baru
Kumohon ... 
Balaslah rinduku!

Setidaknya selipkan namaku dalam barisan doa sucimu
Sebabagai salah satu sahabat jannahmu
Mungkin itu balasan rindu terindah dalam persahabatanku

Teks Puisi 2
Sedih

Tak melulu air mata
Untuk mendefinisikan luka
Tak harus bersumpah serapah
Meski kini kita bak kubu yang terpecah
Dan tak perlu tiba-tiba menghilang
Untuk mengukur batas antara nyaman dan sayang

Kau boleh mencerca bila menurutmu keputusanku terlalu gila
Kau bisa mengalihkan pandang 
Jika tak sudi menyaksikan hatiku yang remuk redam
Dan kau berhak memadamkan pijarku
Tersebab dirimulah yang telah menyulut apinya, dulu ...

Teks Puisi 3
Terima Kasih Guruku

Kami adalah kekosongan hampa
Gelap yang memekat
Jika dulu engkau tak mengisi ilmu
Darimu kamu indahnya warna
Darimu kami mengerti digdayanya angka
Darimu kami sadar betapa indah aksara

Penat dan peluh kau abaikan
Bahkan juga kata yang menghujam
Tanpa lelah kau bimbing langkah 
Hingga kami bisa berjalan meraih cita

Kami adalah kekosongan hampa yang memekat
Jika kau tak pernah hadir bagi kami
Ijinkan kami untuk sedikit berterima kasih
Atas jerihmu yang kadang bahka tak kami ingat 
Terima kasih, guruku ...

Teks Puisi 4
Pahlawan Tak Dikenal
Karya: Toto Sudarto Bachtiar 

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang.

Dia tidak ingat bilamana dia datang
kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur, sayang.

Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi pandang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya.

Sepuluh tahun yang lalu ia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang pengertian dan ciri teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam memahami pengertian dan ciri teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selamat belajar dan semoga bermanfaat. Terima kasih.