ilmubindo.com_ Kali ini admin akan membagikan ini tentang langkah-langkah menentukan nilai moral, budaya, dan religius dalam sebuah cerita. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi menentukan nilai-nilai moral, budaya, dan religius dalam sebuah teks. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapar memberikan dampak positif yang baik baik bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah, khususnya materi menentukan nilai-nilai dalam sebuah teks. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Adapun langkah-langkah dalam menentukan nilai moral, budaya, dan religus dalam sebuah teks adalah sebagai berikut!
1. Siapkan satu buku atau satu cerita (cerita anak terjemahan)
2. Bacalah dengan saksama dan cermat
3. buatlah sinopsis/ringkasan cerita tersebut di kertas selembar atau buku tugas kalian
4. Tentukan nilai-nilai moral, budaya, dan religiusnya
5. Tulislah kalimat pendukung yang menyatakan nilai moral, budaya, dan religius itu
6. Pahamilah karakteristik nilai-nilai tersebut
7. Kalian akan menemukan nilai-nilai yang sama pada buku cerita yang berbeda
8. Simpulkan materi tentang membaca buku cerita tersebut
Contoh Cerita:
Putri Salju
Di
suatu pertengahan musim dingin, ketika salju berjatuhan dari langit
seperti bulu, seorang ratu duduk menjahit di dekat jendela. Rangka kayu yang
digunakan untuk membordir terbuat dari kayu ebony yang hitam pekat.
Sambil membordir, sang ratu menatap salju yang turun dan tanpa sengaja
jarinya tertusuk olehn jarum sehingga tiga tetes darahnya jatuh
membasahi salju. Saat ia melihat betapa terang warna merahnya, ia
berkata kepada dirinya sendiri, "Saya berharap mempunyai anak yang putih
seperti salju, merah seperti darah, dan hitam seperti kayu ebony!".
Tidak
lama setelah itu, sang Ratu melahirkan seorang putri yang kulitnya
putih seputih salju, bibirnya merah semerah darah, dan rambutnya hitam
sehitam kayu ebony, dan diberinya nama Putri Salju. Saat sang Putri
lahir, sang Ratu pun meninggal dunia.
Setelah
setahun berlalu, sang Raja menikah kembali menikah dengan seorang
wanita yang sangat cantik, tetapi angkuh dan tidak senang apabila ada
yang melebihi kecantikannya. Sang Ratu yang baru memiliki sebuah cermin
ajaib, dimana sang Ratu sering berdiri memandang ke dalam cermin dan
berkata:
"Cermin
di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?" Dan sang Cermin
selalu menjawab, "Anda adalah tercantik dari semuanya".
Dan sang Ratu pun merasa puas, kerena tahu bahwa Cermin ajaibnya tidak pernah berkata bohong.
Putri
Salju sekarang tumbuh makin lama makin cantik, dan saat ia dewasa,
kecantikannya jauh melebihi kecantikan Ratu sendiri. Sehingga suatu hari
ketika sang Ratu bertanya kepada cerminnya:
"Cermin
di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?" Sang Cermin menjawab,
"Ratu, Anda cantik, tetapi Putri Salju lebih cantik dari Anda."
Sang
Ratu menjadi terkejut dan warna mukanya menjadi kuning lalu hijau oleh
rasa cemburu, dan semenjak saat itu, ia berbalik membenci Putri Salju.
Semakin lama, rasa cemburunya bertambah besar, hingga dia tidak memiliki
kedamaian lagi. Ia lalu memerintahkan seorang pemburu untuk
membinasakan Putri Salju.
"Bawalah
Putri Salju kesuatu hutan, sehingga saya tidak akan pernah meihatnya
lagi. Kamu harus membinasakannya dan membawa hatinya sebagai bukti
kepadaku.
Sang
pemburu setuju, membawa Putri Salju ke suatu hutan; akan tetapi saat ia
menarik pedangnya, Putri Salju menangis, dan berkata:
"Wahai, pemburu, janganlah membunuhku, saya akan pergi dan masuk ke dalam hutan liar, dan tidak akan kembali lagi."
Pemburu yang menaruh rasa kasihan, berkata:
"Pergilah
kalau begitu, putri yang malang;" karena sang pemburu berpikir bahwa
binatang liar di hutan akan memangsa Putri Salju, dan saat ia melepaskan
Putri Salju, hatinya menjadi lebih ringan seolah-olah terbebas dari
genjatan batu yang berat. Saat itu juga dilihatnya seekor babi hutan
berlalu, dan sang pemburu menangkap babi hutan tersebut lalu
mengeluarkan hatinya untuk dibawa ke sang Ratu sebagai bukti.
Putri
Salju yang sekarang berada dalam hutan liar, merasa ketakutan yang luar
biasa dan tidak tahu harus mengambil tindakan apa saat ketakutan
melanda. Kemudian dia mulai berlari, berlari di atas batu-batuan yang
tajam dan berlari menembus semak-semak yang berduri, dan binatang liar
pun mengejarnya, tetapi tidak untuk menyakiti Putri Salju. Ia berlari
selama kakinya mampu membawa ia pergi, dan saat malam hampir tiba, ia
tiba disebuah rumah kecil. Putri Salju pun masuk ke dalam untuk
beristirahat. Segala sesuatu yang berada di dalam rumah, berukuran
sangat kecil, tetapi indah dan bersih.
Di
rumah tersebut terdapat bangku dan meja yang di alas dengan taplak
putih, dan di atasnya terdapat tujuh buah piring, pisau makan, garpu,
dan cangkir minum. Di dekat dinding, terlihat tujuh ranjang tidur kecil,
saling bersebelahan, dan dilapisi dengan seprei putih juga. Putri Salju
menjadi sangat lapar dan haus, makan dari tiap-tiap piring sedikit
bubur dan roti, dan meminum sedikit dari tiap-tiap cangkir, agar ia
tidak menghabiskan satu piring saja. Akhirnya Putri Salju merasa lelah
dan membaringkan dirinya di satu ranjang, tetapi ranjang tersebut ada
yang terlalu pendek, ada yang terlalu panjang, untungnya, ranjang yang
ketujuh sangat sesuai dengan tinggi badannya, dan ia pun tertidur di
tempat tidur tersebut.
Saat
malam tiba, pemilik rumah pulang ke rumah dan mereka adalah tujuh orang
kurcaci yang pekerjaannya menggali terowongan bawah tanah di
pengunungan. Saat mereka menyalakan tujuh lilin yang menerangi seluruh
rumah, mereka sadar bahwa ada orang yang telah masuk kedalam rumah
tersebut karena beberapa hal berpindah tempat, tidak seperti saat mereka
meninggalkan rumah.
Yang pertama berkata, "Siapa yang telah duduk di kursi kecilku?"
Yang kedua berkata, "Siapa yang telah makan dari piring kecilku?"
Yang ketiga berkata," Siapa yang mengambil roti kecilku?"
Yang keempat berkata, "Siapa yang telah memakan buburku?"
Yang kelima berkata, " Siapa yang telah menggunakan garpuku?"
Yang keenam berkata, "Siapa yang telah memotong dengan pisauku?"
Yang ketujuh berkata, "Siapa yang telah meminum dari cangkirku?"
Kemudian
yang pertama, melihat ke sekeliling rumah dan melihat tanda-tanda bahwa
kasurnya telah ditiduri, berteriak, "Siapa yang telah tidur di
ranjangku?"
Dan saat yang lainnya juga datang, mereka berkata, "Seseorangjuga telah tidur di tempat tidurku!"
Ketika
kurcaci yang ketujuh melihat ranjangnya, dia melihat Putri Salju yang
tertidur di sana, kemudian dia menyampaikan ke kurcaci lain, yang datang
tergesa-gesa untuk melihat Putri Salju, dan dalam keterkejutan mereka,
mereka masing-masing mengangkat lilinnya untuk melihat Putri Salju
dengan lebih jelas.
"Ya
Tuhan! kata mereka, "Siapakah putri yang cantik ini?" dan karena mereka
gembira melihat Putri Salju, mereka tidak tega untuk membangunkannya.
Kurcaci yang ketujuh terpaksa tidur bergantian dengan teman-temannya,
setiap satu jam, di tiap-tiap ranjang temannya sampai malam berlalu.
Menjelang
pagi, ketika Putri Salju terbangun dan melihat ketujuh kurcaci, Putri
Salju menjadi ketakutan, tetapi mereka terlihat bersahabat dan bahkan
menanyakan namanya dan bagaimana dia bisa tiba di rumah mereka. Putri
Salju pun bercerita bagaimana ibunya berharap agar dia meninggal,
bagaimana sang pemburu membiarkannya hidup, bagaimana ia lari sepanjang
hari, hingga tiba ke rumah mereka.
Para
kurcaci kemudian berkata, jika kamu mau membersihkan rumah, memasak,
mencuci, merapihkan tempat tidur, menjahit, dan mengatur semuanya agar
tetap rapih dan bersih, kamu bisa tinggal di sini, dan kamu tidak akan
kekurangan apapun."
"Saya
sangat setuju, " kata Putri Salju, dan ia pun tinggal di rumah tersebut
sambil mengatur rumah. Pada pagi hari para kurcaci ke gunung untuk
menggali emas, pada malam hari saat mereka pulang, mereka telah
disiapkan makan malam. Setiap Putri Salju ditinggal sendiri, para
kurcaci memberi nasihat:
"Berhati-hatilah pada ibu tirimu, dia akan tahu bahwa kamu ada di sini. Jangan biarkan seorang pun masuk ke dalam rumah."
Ratu
yang telah melihat bukti kematian Putri Salju yang berupa hati, yang
dibawa oleh pemburu, menjadi tenang, berdiri di depan cermin dan
berkata:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Dan
sang cermin menjawab, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada
bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta tujuh
orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Ratu
menjadi terkejut saat mendengarkannya, dan ia akhirnya tahu bahwa sang
pemburu telah menipunya, dan Putri Salju masih hidup. Ia pun berpikir
keras untuk menghabisi Putri Salju, karena selama ia bukanlah wanita
tercantik diantara semua, rasa cemburunya tidak akan bisa membuat ia
bisa beristirahat dengan tenang. Akhirnya ia pun mendapatkan rencana, ia
menyamarkan wajahnya dan memakai pakaian yang biasa dipakai oleh wanita
tua agar tidak ada yang bisa mengenalinya. Dalam penyamarannya, ia
melalui tujuh gunung hingga akhirnya tiba di rumah milik tujuh kurcaci.
Ia pun mengetuk pintu dan berkata"
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!"
Putri Salju mengintip dari jendela dan menjawab"
"Selamat siang, apa yang Anda jual?"
"Barang bagus," katanya, "Pita berbagai macam warna" dan dia kemudian menyerahkan sebuah pita yang terbuat dari sutera.
"Saya
tidak perlu takut untuk membiarkan wanita tua ini masuk," pikir Putri
Salju, lalu ia pun membuka pintu dan membeli pita yang indah.
"Betapa cantiknya kamu, anakku!" kata wanita tua, "kemarilah dan biarkan saya membantu kamu memakaikan pita ini."
Putri
Salju yang tidak curiga, berdiri didepannya dan membiarkan wanita tua
itu memasangkan pita untuknya, tetapi wanita tua itu dengan cepat
mencekik Putri Salju dengan pita hingga Putri Salju jatuh dan
seolah-olah meninggal dunia.
"Sekarang saatnya kamu berhenti sebagai wanita tercantik," kata wanita tua sambil berlalu pergi.
Tidak
lama setelah itu, menjelang malam, para kurcaci pulang ke rumah, dan
mereka semua terkejut melihat Putri Salju terbaring di tanah, tidak
bergerak. Mereka mengangkatnya dan saat mereka melihat pita yang melilit
leher Putri Salju, mereka memotongnya dan saat itu Putri Salju bernapas
kembali. Saat kurcaci mendengar cerita dari Putri Salju, mereka
berkata,
"Wanita
tua yang menjadi penjual keliling, pastilah tidak lain dari ratu yang
jahat, kamu harus berhati-hati saat kami tidak berada di sini!"
Ketika ratu yang jahat tiba di rumah dan bertanya kepada sang Cermin:
"Cermin
di dinding,Siapa yang tercantik diantara semua?" jawabannya sama dengan
sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya,
Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil berserta tujuh orang
kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Saat mendengar jawaban tersebut, ia menjadi terkejut karena tahu bahwa Putri Salju masih hidup.
"Sekarang,
saya harus memikirkan cara lain untuk membinasakan Putri Salju." Dan
dengan sihirnya ia membuat sisir yang mengandung racun. Kemudian dia
menyamar menjadi seorang perempuan tua yang lain. Lalu pergi
menyeberangi tujuh gunung dan datang ke rumah kurcaci. Ia mengetuk pintu
dan berkata,
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!"
Putri Salju melihat keluar dan berkata,
"Pergilah, saya tidak akan membiarkan siapapun masuk."
"Tapi
kamu tidak dilarang untuk melihat-lihat, "kata si wanita tua sambil
mengeluarkan sisir beracun dan memegangnya. Sisir tersebut sangat
menggoda Putri Salju sehingga ia akhirnya membuka pintu dan membeli
sisir itu, dan kemudian wanita tua itu berkata:
"Sekarang, rambutmu harus disisir dengan benar."
Putri
Salju yang malang tidak berpikir akan adanya marah bahaya, membiarkan
wanita tua itu menyisir rambutnya, dan tidak lama kemudian, sisir pada
racun mulai bekerja dan Putri Salju pun terjatuh tanpa daya.
"Ini
adalah akhir bagimu, "kata si wanita tua sambil berlalu. Untungnya hari
sudah hampir malam dan para kurcaci pulang tidak lama setelah kejadian
itu. Saat mereka melihat Putri Salju terbaring di tanah seperti telah
meninggal, mereka langsung berpikir bahwa ini adalah perbuatan ibu tiri
yang jahat. Secepatnya mereka menarik sisir yang masih melekat di rambut
Putri Salju dan saat itupun Putri Salju terbangun, lalu menceritakan
semua kejadian yang dialaminya. Para kurcaci memperingatkan ia untuk
lebih berhati-hati lagi dan jangan pernah membiarkan orang masuk.
Saat ratu tiba di rumah, ia berdiri di depan cermin dan berkata,
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Jawabannya
sama dengan sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada
bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta tujuh
orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Ketika
ratu mendengar ini, ia menjadi gemetar karena marah, "Putri Salju harus
mati, walaupun saya juga harus mati!" Lalu ia masuk ke kamar rahasianya
dan di sana ia membuat sebuah apel racun. Apel yang cantik dan
menggiurkan, berwarna putih dan merah. Siapa pun yang melihatnya tergiur
dan siapa pun yang memakannya walaupun sedikit, akan mati keracunan.
Saat apel itu telah siap, ia pun menyamar kembali dan berpakaian seperti
wanita petani, lalu ia menyeberangi tujuh gunung di mana tujuh kurcaci
tinggal. Dan ketika ia mengetuk pintu, Putri Salju melongokkan kepala
melalui jendela dan berkata,"Saya tidak berani membiarkan siapapun masuk, tujuh kurcaci sudah melarang saya."
"Baiklah," kata si wanita, "Saya hanya ingin memberikan apel ini kepadamu."
"Tidak," kata Putri Salju,"Saya tidak berani mengambil apapun."
"Apakah kamu takut akan racun?" tanya si wanita, "Lihatlah, saya akan membela apel ini menjadi dua bagian, kamu akan mendapatkan bagian yang berwarna merah, dan saya bagian yang putih."
Apel tersebut dibuat dengan cerdiknya, sehingga bagian yang beracun adalah bagian yang berwarna merah. Putri Salju menjadi tergiur akan kecantikan buah apel itu, dan ketika ia melihat si wanita petani memakan apel bagiannya, Putri Salju menjadi tidak tahan lagi, ia mengulurkan tangannya keluar dan mengambil bagian apel yang beracun. Tidal lama setelah ia memakan apel tersebut, ia pun terjatuh dan sepertinya meninggal. Sang Ratu jahat, tertawa keras dan berkata,
"Putih seperti salju, merah seperti darah, hitam seperti ebony! kali ini, kurcaci takkan dapat menghidupkan kamu kembali."
Lalu ia pulang dan bertanya kepada cerminnya,
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Cermin menjawab, "Anda adalah yang tercantik dari semuanya".
Hati ratu yang tadinya penuh dengan kecemburuan, akhirnya menjadi tenang dan bahagia.
Para kurcaci, saat pulang di malam hari, Menemukan Putri Salju terbaring di tanah, dan tak ada nafas lagi yang keluar dari hidungnya. Mereka mengangkatnya, mencari-cari racun yang membunuh Putri Salju, memotong pitanya, menyisir rambutnya, mencuci dengan air dan anggur, tetapi semua sia-sia, putri malang itu telah meninggal. Mereka akhirnya menaruh Putri Salju dalam sebuah peti, dan mereka semua duduk mengelilinginya, menangisi kematiannya selama tiga hari penuh. Walaupun meninggal, Putri Salju terlihat seolah-olah masih hidup dengan pipinya yang merona. Para kurcaci kemudian berkata,
"Kita tidak akan menguburnya di tanah yang gelap." Lalu mereka membuat peti yang terbuat dari gelas yang bening sehingga mereka dapat melihat Putri Salju dari segala sisi. Putri Salju dibaringkan di peti tersebut, dan di peti itu ditulislah nama Putri Salju dengan tulisan emas, beserta kisah bahwa ia adalah putri seorang raja. Kemudian mereka meletakkan peti itu di atas gunung, dan salah satu dari mereka selalu tinggal untuk mengawasinya. Burung-burung pun datang berkunjung dan turut berduka, yang datang pertama adalah burung hantu, lalu burung gagak, lalu seekor burung merpati.
Untuk beberapa lama, Putri Salju terbaring di peti gelas itu dan tidak pernah berubah, terlihat seolah-olah tidur. Ia masih tetap seputih salju, semerah darah, dan rambutnya sehitam ebony. Suatu ketika seorang pangeran lewat di hutan yang menuju ke rumah kurcaci. Saat ia melihat peti di puncak gunung beserta Putri Salju yang cantikdi dalamnya, ia menjadi jatuh cinta, dan setelah ia membaca tulisan yang ada pada peti itu. Ia berkata kepada para kurcaci,
"Biarkan saya memiliki peti beserta Putri Salju ini, saya akan memberikan apapun yang kalian minta."
Tetapi kurcaci menolak dan mengatakan bahwa mereka tidak mau berpisah dengan Putri Salju walaupun dibayar dengan emas yang ada di seluruh dunia. Tetapi sang Pangeran berkata,
"Saya memintanya dengan amat sangat, karena saya tidak akan bisa tanpa melihat Putri Salju, jika kalian setuju, saya akan serta merta membawa kalian semua dan menganggap kalian seperti saudaraku sendiri."
Saat sang Pangeran berbicara dengan sungguh hati, para kurcaci menjadi iba dan memberikan sang Pangeran peti yang berisikan Putri Salju, dan sang Pangeran pun memanggil pelayan-pelayannya untuk mengangkat peti tersebut ke istana. Di perjalanan, seorang pelayan terantuk pada semak-semak sehingga peti yang diangkatnya menjadi terguncang dan sedikit miring. Saat itulah apel beracun yang ada pada kerongkongan Putri Salju, keluar dari mulutnya. Putri Salju membuka matanya dan membuka penutup peti, turun dan berdiri dalam keadaan sehat.
"Oh, dimanakah saya berada?" tanyanya. Sang Pangeran secepatnya menjawab dengan hati riang, Kamu aman di dekatku," dan menceritakan semua yang terjadi . Sang Pangeran lalu berkata lagi,
"Saya lebih memilih kamu dibandingkan dengan apapun yang ditawarkan oleh dunia, ikutlah bersama saya menuju istana ayahku dan jadilah pengantinku."
Putri Salju yang baik hati, ikut bersama Pangeran dan direncanakanlah pesta perkawinan yang meriah untuk mereka berdua.
Ibu tiri Putri Salju juga ikut diundang menghadiri pesta dan saat berhias di cermin, ia pun bertanya pada cermin ajaibnya:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?" Cermin menjawab, Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya, pengantin yang baru ini seribu kali lebih cantik."
Sang Ratu menjadi marah dan mengutuk karena kecewa, ia hampir saja membatalkan kehadirannya di pesta pernikahan Putri Salju, tetapi rasa penasarannya membuat ia tetap pergi. Saat ia melihat pengantin wanita, ia menjadi terkejut karena pengantin wanita tersebut tidak lain adalah Putri Salju. Kemarahan serta ketakutan bercampur aduk menjadi satu dan saat itu juga, sang ratu yang jahat tersedak karena marahnya, terjatuh dan meninggal, sedangkan Putri Salju dan Pangeran, hidup bahagia selama-lamanya.
Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang langkah-langkah menentukan nilai moral, budaya, dan religius dalam sebuah teks. Semoga apa yang admin bagikan ini bermanfaat buat kemajuan belajar anak didik di sekolah. Semoga bermanfaat dan terima kasih.