ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan tentang aspek kebahasaan pada teks cerpen bahasa Indonesia kelas 9. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang aspek kebahasaan pada teks cerpen bahasa Indonesia kelas 9. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami aspek kebahasaan pada teks cerpen bahasa Indonesia kelas 9.
Aspek Kebahasaan Teks Cerpen
Berikut ini adalah aspek dan ciri kebahasaan teks cerpen
1. Kosakata
Kosakata mempunyai hubungan erat dalam menciptakan alur cerita. Ketepatan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata akan memberikan gambaran kualitas cerpen yang dibuat. Selain itu, pemilihan kosakata yang tepat akan menambah keindahan dan keserasian makna yang tercipta. Oleh karena itu, pembaca hendaknya memahami kosakata dan mencoba mencari tahu kosakata baru yang terdapat pada teks cerpen. Pemilihan kosakata dalam cerpen dapat berupa pemilihan menggunakan kata khusus dari pada kata umum.
Contoh:
Bentuk : lingkaran, persegi, segitiga, kubus, limas, bulat, beraturan, tidak beraturan, dan abstrak.
Sayuran : kubis, bayam, kangkung, dan sawi.
Indah : cantik, menawan, mengagumkan, menyenangkan, elok, bagus, dan molek
2. Gaya Bahasa
Gaya bahasa sering disebut dengan istilah majas. Gaya bahasa pada cerpen berperan dalam memperindah dan meningkatkan efek makna dalam bacaan. Gaya bahasa biasanya memperkenalkan atau membandingkan suatu benda dengan benda lainnya. Penggunaan gaya bahasa akan menimbulkan makna konotasi.
a) Personifikasi
Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia. Contoh: Daun kelapa tersebut seakan melambai dan mengajakku untuk segera bermain di pantai.
b) Metafora
Gaya bahasa ini meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan. Contoh: Pengawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut.
c) Asosiasi
Gaya bahasa ini membandikan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak, seperti. Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua.
d) Hiperbola
Gaya bahasa ini mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal. Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah.
3. Kalimat Deskriptif
Penggunaan kalimat deskriptif berfungsi melukiskan atau menggambarkan keadaaan dan peristiwa dalam cerpen. Penggunaan kalimat deskriptif ini membuat pembaca lebih memahami alur cerita. Selain itu, kalimat deskriptif bertujuan membuat pembaca memahami peristiwa yang terjadi dalam cerpen.
Contoh:
Aku mempunyai seorang ayah yang baik. Dia juga merupakan ayah yang bertanggungjawab kepada keluarga kami. Ayahku mempuyai badan tinggi besar. Ayahku juga mempunyai wajah yang oval dan ganteng. Selain itu ayahku juga jago memasak dibandingkan dengan ibu. Aku bangga memiliki ayah seperti dia.
4. Bahasa Tidak Baku dan Tidak Formal
Cerpen sering disajikan dengan bahasa tidak baku dan tidak formal karena menceritakan kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa tidak baku dan tidak formal ini akan membuat cerpen lebih terasa dekat dengan pembaca. Selain itu, penggunaan bahasa tidak baku dan tidak formal akan membuat cerita terasa lebih nyata.
Contoh:
Aku mempunyai seorang ayah yang baik. Dia juga merupakan ayah yang bertanggungjawab kepada keluarga kami. Ayahku mempuyai badan tinggi besar. Ayahku juga mempunyai wajah yang oval dan ganteng. Selain itu ayahku juga jago memasak dibandingkan dengan ibu. Aku bangga memiliki ayah seperti dia.
4. Bahasa Tidak Baku dan Tidak Formal
Cerpen sering disajikan dengan bahasa tidak baku dan tidak formal karena menceritakan kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa tidak baku dan tidak formal ini akan membuat cerpen lebih terasa dekat dengan pembaca. Selain itu, penggunaan bahasa tidak baku dan tidak formal akan membuat cerita terasa lebih nyata.
Contoh:
Kata Baku
|
Kata Tidak Baku
|
abjad
|
abjat
|
advokat
|
adpokat
|
afdal
|
afdol
|
akhlak
|
ahlak
|
aktif
|
aktip
|
ambeien
|
ambeyen
|
analisis
|
analisa
|
5. Penggunaan Kalimat yang Menunjukkan Keterangan Waktu
Kalimat keterangan waktu adalah kalimat yang didalamnya terdapat kata keterangan waktu sebagai penunjuk waktu terjadinya sebuah peristiwa tertentu. Contoh penggunaan keterangan waktu, antara lain besok, pagi, siang, sore, malam, esok, lusa, kemari, dan penunjuk.
Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang aspek kebahasaan pada teks cerpen bahasa Indonesia kelas 9. Semoga apa yang admin bagikan ini bermanfaat buat kemajuan belajar anak didik dalam memahami aspek kebahasaan pada teks cerpen bahasa Indonesia kelas 9. Selamat belajar, semoga bermanfaat, dan terima kasih.