ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian cerpen
dan contohny dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 9 semester 1.
Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam
mencari referensi tentang pengertian dan contoh teks cerpen (cerpen
remaja). Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan
dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak
didik di sekolah, khususny teks cerpen. Berikut ini adalah penjelasan
tentang pengertian dan contoh teks cerpen keluarga.
www.ilmubindo.com
Cerpen keluarga
adalah cerpen yang umumnya muncul pada majalah atau tabloid keluarga.
Majalah ata tabloid biasa disebut majalah dan tabloid. Cerpen keluarga
sering mengisahkan persoalan rumah tangga.
Di
bawah ini beberapa contoh teks cerpen keluarga dalam pembelajaran
bahasa Indonesia kelas 9. Selamat membaca dan semoga bermanfaat buat
kalian semua.
Contoh Teks Cerpen Keluarga
Harapanku Pupus di Pulau Kecil Nusa Penida
Pernahkah
terbayang di benak kalian bisa menghabiskan waktu dengan orang yang
paling kalian benci di dunia ini? Jika pernah, pasti kalian akan merasa
bahwa dunia telah kiamat. Aku rasa kali ini kalian pasti bertanya-tanya
kenapa aku bisa memahami isi perasaan kalian. Bagaimana tidak hal
semacam ini sudah lama aku alami bahkan di setiap detik, menit, jam,
maupun hari. Dan apakah kalian tahu? orang yang paling aku benci di
dunia ini adalah adikku sendiri. Ia adikku, adik tiriku. Perasaan benci
itu berawal dari pernikahan kedua orang tua kami, ayahku sangat
mencintai bundanya Alia (nama adik tiriku) katanya sih cinta pada
pandangan pertama waktu ketemu di pulau kecil nusa penida. Tempat wisata
yang jauh dari kesan keramaian dan hiruk pikuk kemacetan kota
metropolitan seperti Jakarta ini. Apa mungkin cinta pada pandangan
pertama itu benar-benar ada? Kalau ada bagaimanakah rasanya?
Oh
ya! sampai lupa aku belum mengenalkan diriku pada kalian. Hem, hem
perkenalkan namaku Ditan Rama Diputra, seorang pelajar dari SMA yang
cukup terkemuka di Jakarta, dengan wajah tampan, kulit putih, dan senyum
yang amat manis. Ada yang minat? Kalo ada ni nomor hempon me: 081999,
bercanda kok. Jangan marah yah! Ayo lanjut. Makanan favoritku betutu
sambel hijau dari Bali dan Ledok dari Nusa Penida yang sering dibuat
oleh nyokap tiri ketika mengingat kenangan bersama Pak Wayan sahabat
sekilas yang dijumpai nyokap dan bokap waktu di Nusa Penida, aku ahli
dalam segala bidang, terlebih lagi aku selalu menang dalam segala
permainan baik game online, sepak bola, futsal, basket, kriket, bahkan
panco sekalipun.
Tak
ada gading yang tak retak artinya pasti tahu kan? ya aku juga jago
termasuk dalam kelas manusia itu walau aku jago memainkan berbagai macam
permainan tapi aku tidak bisa dan tidak pernah mau memainkan permainan
ini! Permainan yang bisa membuat seseorang terluka, apa kalian bisa
menebak permainan apakah itu? salah, bukan. Apa kalian sudah menyerah?
Jawabannya adalah memainkan perasaan seseorang. Bukan bermaksud sok atau
ingin mendapat pujian dari kalian tapi bagiku perasaan bukan hal yang
bisa dimainkan bukan juga barang yang seenaknya diperlakukan, persaan
itu patut dijaga, supaya kelak bisa digunakan untuk menyayangi dan
mencintai malaikat pendampingmu di dunia ini.
Pertama
libur semester merupakan hari peringatan kematian bunda di hari ini
juga bertepatan dengan hari ulang tahun nyokap tiriku. Bagiku tante Nia
adalah orang yang dikirim Tuhan untuk aku dan ayah sebagai pengganti
bunda, aku sangat menyayangi tante Nia walau sampai detik ini aku belum
bisa menyebut dia dengan panggilan bunda tapi ia tidak pernah merasa
keberatan. Kehadirannya di rumah ini membuat hari-hariku indah kecuali
satu orang yang tidak pernah aku ingin menjadi bagian dari anggota
keluargaku kalian pasti tahu kan, iya Alia Nia Winata.
Sarapan pagi telah disiapkan, suasana hening di saat makan yang terdengar hanya bunyi sendok dan pisau yang memotong roti, kata ini terucap begitu saja dari mulutku.
"Selamat ulang tahun Bunda Nia".
Dua pasang bola mata melotot ke arahku. Mereka terdiam, tidak ada respon. Tante Nia hanya mengeluarkan setetes air mata, yang meluncur ke pipinya. Dengan bibir sedikit tersenyum. Aku merasa bingung dan bertanya-tanya kenapa ia menangis apa aku telah menyakiti hatinya?
"Maaf Bun, jika Rama membuat Bunda menangis! tapi jujur Rama tidak bermaksud begitu".
Ia menggelengkan kepala kemudian memeluk Rama.
"Terima kasih sayang air mata yang menetes ini adalah air mata kebahagiaan untuk ucapan yang selam dua tahun terakhir ini yang ingin Bunda dengar dari mulut kamu".
"Ayah merasa bahagia Ram mendengar kata itu keluar dari mulut jagoan kecil ayah yang sudah mulai dewasa dan mau menerima Nia sebagai ibu kamu". timpal ayah.
"Sebenarnya sejak ayah dan bunda Nia menikah aku ingin sekali memanggil Bunda Nia dengan sebutan Bunda, tapi aku takut yah" Terdiam.
"Kamu takut kenapa Ram?"
Rama mencoba untuk bicara dengan suara gemetar "Aku takut jika aku mulai membuka hatiku, dan membiarkan Bunda Nia menyayangiku, menganggapku sebagai anaknya. Aku akan melupakan Bunda yang telah melahirkan bukan hanya Bunda Nia dan menganggap dia sebagai Ibu Kandungku sendiri, dan kemudian pergi meninggalkan aku sama seperti Bunda, bagaimana bisa aku bertahan dan melanjutkan hidup ini"kataku dengan mata yang digelinangi air mata.
Mendengar hal itu Bunda semakin terisak kemudian memelukku dengan semakin erat, ia begitu terkejut dan merasa bahagia. Atas kejadian ini ayah mencoba menjelaskan kepadaku bahwa sesungguhnya tiada manusia yang ingin meninggalkan orang yang mereka sayangi. Itu semua telah menjadi hukum alam atau suratan takdir yang telah dibawa oleh manusia itu sendiri semenjak ia dilahirkan.
Sebagai perayaan karena aku telah memanggil tante Nia dengan sebutan Bunda, ayah mengajak kami sekeluarga untuk berlibur. Dan tempat yang dipilih adalah Bali, tempat kenangan termanis dalam hidup pasangan pengantin paruh baya ini. Sebagai anak, aku harus mengalah terlebih lagi Bali juga tempat favoritku. Di sana aku bisa menyalurkan hobi baru seperti mencoba bermain skiy atau mencoba menunggangi sang kuda besi keliling perairan bali (motor sekiy). Kurasa liburanku tidak akan berkesan jika si bawel (Alia) ternyata tinggal di Bali.
Sebenarnya aku tidak pernah mengenal sosok Alia karena sejuurnya selama pernikahan kedua orang tua kami Alia lebih memilih ikut dengan kerabat papanya ketimbang ikut dengan Bunda Nia. Aku bisa membenci Alia padahal kami belum bertatap muka secara langsung karena ayah selalu membandingkanku dengannnya dalam segala bidang. Dalam bidang pelajaran, Alia selalu menjadi juara 1 sedangkan aku hanya mendapat peringkat 3 itupun hanya di kelas. Alia sangat mandiri dan aku manja, Alia nggak pernah ngeboros dan aku selalu hura-hura, Alia inilah, itulah, beginilah, begitulah. Pokoknya yang bagus-bagus selalu Alia yang jelek-jelek pasti datangnya ke aku. Aku merasa Alia itu telah menghancurkan harga diriku di depan ayah, makanya aku sangat, sangat membecinya.
Pekerjaan kantor yang mendesak membuat ayah tidak bisa ikut pergi. Sedangkan Bunda sendiri diminta ayah untuk tetep di Jakarta bersamanya supaya ia tidak kesepian, terpaksa aku berangkat sendiri menuju Bali.
Sarapan pagi telah disiapkan, suasana hening di saat makan yang terdengar hanya bunyi sendok dan pisau yang memotong roti, kata ini terucap begitu saja dari mulutku.
"Selamat ulang tahun Bunda Nia".
Dua pasang bola mata melotot ke arahku. Mereka terdiam, tidak ada respon. Tante Nia hanya mengeluarkan setetes air mata, yang meluncur ke pipinya. Dengan bibir sedikit tersenyum. Aku merasa bingung dan bertanya-tanya kenapa ia menangis apa aku telah menyakiti hatinya?
"Maaf Bun, jika Rama membuat Bunda menangis! tapi jujur Rama tidak bermaksud begitu".
Ia menggelengkan kepala kemudian memeluk Rama.
"Terima kasih sayang air mata yang menetes ini adalah air mata kebahagiaan untuk ucapan yang selam dua tahun terakhir ini yang ingin Bunda dengar dari mulut kamu".
"Ayah merasa bahagia Ram mendengar kata itu keluar dari mulut jagoan kecil ayah yang sudah mulai dewasa dan mau menerima Nia sebagai ibu kamu". timpal ayah.
"Sebenarnya sejak ayah dan bunda Nia menikah aku ingin sekali memanggil Bunda Nia dengan sebutan Bunda, tapi aku takut yah" Terdiam.
"Kamu takut kenapa Ram?"
Rama mencoba untuk bicara dengan suara gemetar "Aku takut jika aku mulai membuka hatiku, dan membiarkan Bunda Nia menyayangiku, menganggapku sebagai anaknya. Aku akan melupakan Bunda yang telah melahirkan bukan hanya Bunda Nia dan menganggap dia sebagai Ibu Kandungku sendiri, dan kemudian pergi meninggalkan aku sama seperti Bunda, bagaimana bisa aku bertahan dan melanjutkan hidup ini"kataku dengan mata yang digelinangi air mata.
Mendengar hal itu Bunda semakin terisak kemudian memelukku dengan semakin erat, ia begitu terkejut dan merasa bahagia. Atas kejadian ini ayah mencoba menjelaskan kepadaku bahwa sesungguhnya tiada manusia yang ingin meninggalkan orang yang mereka sayangi. Itu semua telah menjadi hukum alam atau suratan takdir yang telah dibawa oleh manusia itu sendiri semenjak ia dilahirkan.
Sebagai perayaan karena aku telah memanggil tante Nia dengan sebutan Bunda, ayah mengajak kami sekeluarga untuk berlibur. Dan tempat yang dipilih adalah Bali, tempat kenangan termanis dalam hidup pasangan pengantin paruh baya ini. Sebagai anak, aku harus mengalah terlebih lagi Bali juga tempat favoritku. Di sana aku bisa menyalurkan hobi baru seperti mencoba bermain skiy atau mencoba menunggangi sang kuda besi keliling perairan bali (motor sekiy). Kurasa liburanku tidak akan berkesan jika si bawel (Alia) ternyata tinggal di Bali.
Sebenarnya aku tidak pernah mengenal sosok Alia karena sejuurnya selama pernikahan kedua orang tua kami Alia lebih memilih ikut dengan kerabat papanya ketimbang ikut dengan Bunda Nia. Aku bisa membenci Alia padahal kami belum bertatap muka secara langsung karena ayah selalu membandingkanku dengannnya dalam segala bidang. Dalam bidang pelajaran, Alia selalu menjadi juara 1 sedangkan aku hanya mendapat peringkat 3 itupun hanya di kelas. Alia sangat mandiri dan aku manja, Alia nggak pernah ngeboros dan aku selalu hura-hura, Alia inilah, itulah, beginilah, begitulah. Pokoknya yang bagus-bagus selalu Alia yang jelek-jelek pasti datangnya ke aku. Aku merasa Alia itu telah menghancurkan harga diriku di depan ayah, makanya aku sangat, sangat membecinya.
Pekerjaan kantor yang mendesak membuat ayah tidak bisa ikut pergi. Sedangkan Bunda sendiri diminta ayah untuk tetep di Jakarta bersamanya supaya ia tidak kesepian, terpaksa aku berangkat sendiri menuju Bali.
Oleh: Wayan Nilawati
Demikianlah
yang dapat admin bagikan tentang pengertian cerpen keluarga lengkap
dengan contohnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang
admin bagikan ini bermanfaat buat kemajuan belajar anak didik di
sekolah. Selamat belajar, semoga bermanfaat, dan terima kasih.