6+ Ciri-Ciri Teks Puisi dan Contoh Teks Puisi | Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan ciri-ciri teks puisi lengkap dengan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII (Delapan) revisi terbaru. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang ciri-ciri teks puisi lengkap dengan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami ciri-ciri teks puisi lengkap dengan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

6+ Ciri-Ciri Teks Puisi dan Contoh Teks Puisi | Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)
www.ilmubindo.com

Di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun beberapa ciri-ciri teks puisi tersebut adalah sebagai berikut.

A. Ciri Teks Puisi
  1. Menggunakan bahasa yang padat
  2. Memperhatikan diksi
  3. Mempunyai daya imajinatif dan figuratif
  4. Mempunyai rima
  5. Mempunyai irama
  6. Memperlihatkan bentuk (tipografi)
B. Contoh Teks Puisi

Berikut ini adalah beberapa contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun beberapa contoh teks puisi tersebut adalah sebagai berikut.

Karawang-Bekasi
Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini berbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak mendengar deru kami
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malan sepi
jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu 
Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa
memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kamu cuma tulang-tulang berserakan 
tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskanlah jiwa kami

Menjaga bung Karno
Menjaga bung Hatta
Menjaga bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kawang-Bekasi

Aku
Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku 
Tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari hingga pedih dan perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Diponegoro
Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
sudah itu mati

Maju
bagimu negeri
Menyediakan api.
Punah di atas ditinda
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
serang Terjang

Dalam Kereta

Dalam kereta
Hujan menebal jendela
Semarang, Solo; makin dekat saja
Menangkup senja
Menguak purnama
Caya menyayat mulut dan mata
Menjengking kereta. Menjengking jiwa,
Sayatan terus ke dada
 
Kita Berjuang
Karya: Usmar Ismail

Terbangun aku, terloncat duduk
Kulayangkan pandang jauh keliling
Kulihat harilah terang jernilah falak

Kuisap
Legalah dada
Kupijak tanah
Kudengar bisikan
Hatiku rawan
Kita berjuang!
Kita berjuang!

Sebagai dendang menyanyi kalbu
Bangkitlah hasrat damba dan larang
Ingin meda ridlah menyerbu
"Beserta saudara turut berjuang"

Derita Negeriku
Karya: IC- Surabaya

Suara hatiku membisikkan kata
Menyapa puing-puing berserakan
di negeri tercinta

Saudara-saudaraku yang menderita
Di tenda-tenda pengungsian
Banyak yang sakit dan meninggal
Diserang sakit dan kurang pangan

Karena kerusuhan tiada henti
Perang antara saudara sendiri
Ingin kuulurkan tangan
Membantu dengan tulus ikhlas

Teratai
Karya: Sanusi Pane

Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengenang
Biarpun ia diabagaikan orang 
Semoga kembang gemilang mulia

Teruslah oh teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman

Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman

Pahlawan Tak Dikenal
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilaman ia datang
Kedua tangannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang tampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring 
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda

Raden Ajeng Kartini
Karya: Sides Sudiyarto Ds

Bagai lilin menyala dalam gelap semesta
Kau terangi kaum wanita Indonesia
Hingga mampu meraba jalan masa depan
Melawan nasib yang tiada nyata arahnya

Bagai kunang-kunang berkelip dalam kelam
Kau sinari langit kelabu udara beku
Cahaya juangmu membimbing bangsa melangkah maju
Meski jauh jalan berliku penuh batu

Kartini yang agung
Penyuluh kemajuan pendorong kebangkitan
Kuntum bunga pujaan nusantara
Juangmu terpatri dalam sejarah bangsa

Perang Sudah Selesai

Perang sudah selesai
Tidak ada tekanan lagi
Tak ada rasa takut setiap hari
Semua orang bergembira

Anak-anak sedang belajar
Karena sekolah pun dibuka
Entah menumpang di rumah Pak Lurah
Entah belajar di emper rumah

Terima kasih pahlawan
Engkau membela bangsa Indonesia
Dari berbagai serangan 
Yang menyerang bangsa Indonesia

Nenek Pejuang
Karya: Sides Sudiyarto Ds

Seorang nenek miskin berjalan merangkak
Tertatih-tatih langkahnya jatuh bangun
Lalu kembali merangkak dengan pakaian bercabik-cabik
Menuju jalan raya yang sepi senyap

Di tangannya ada sebungkus nasi
Terbungkus dengan daun jati
Dengan secubit garam putih
Dan setangkai cabe merah di tepinya

Nenek yang tua itu kembali ke gubuknya
Ia beristirahat meredakan nafasnya
Kemudian terdengar letusan senjata
Sebutir peluru mencabut nyawa nenek tua itu

Ia mati sunyi
Ia mati dalam sepi
Untuk kemerdekaan negeri ini
Untuk kebebasan Republik ini

Selamat Jalan Pahlawan
Karya: Grace

Ku kirim doa
Untuk kusuma bangsa
Padamu putra-putri tercinta
Engkau berdaya upaya, berjuang

Menyelamatkan para penumpang
Bergelut dengan badai dan bara
Sampai pada akhirnya
Nyawamu kau korbankan

Keluarga kau tinggalkan 
Dengan penuh haru ku ucapkan 
Selamat jalan pahlawan
Semoga arwahmu
Diterima Tuhan, Amin

Hidup Adalah Perjuangan
Karya: Seysar Inggar Tofani

Pejuang sejati
Bukanlah orang yang berani mati
Melainkan orang yang berani 
Menghadapi tantangan hidup ini

Aku ini kecil dan lemah
Aku tak menyerah
Aku rajin ke sekolah
Aku belajar tak kenal lelah

Aku ingin berkualitas dan berdaya
Aku ingin bermanfaat dan berguna
Aku ingin hidupku penuh makna

Dan sesungguhnya,
Sebaik-baiknya manusia adalah
Yang bermanfaat dan berguna
Bagi sesamanya

Suara Malam
Karya: Chairil Anwar

Dunia badai dan topan
Manusia mengingatkan: Kebakaran di hutan;
Jadi kemana
Untuk damai dan reda?
Mati
Barang kali ini diam kaku saja
dengan ketenangan selama bersatu
mengatasi suka dan duka
kekebelan terhadap debu dan nafsu
Berbaring tak sedar
Seperti kapal pecah di dasar lautan
jemu dipukul ombak besar
Atau ini
Peleburan dalam tiada
Dan sekali akan menghadap cahaya
Ya Allah! Badanku terbakar segala samar
Aku sudah melewati batas 
Kembali? Pintu tertutup dengan keras

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang ciri-ciri teks puisi lengkap dengan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan ini bermanfaat buat kemajuan belajar anak didik dalam memahami ciri-ciri teks puisi lengkap dengan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selamat belajar dan semoga sukses. Terima kasih.