Perbedaan Buku Nonfiksi dan Fiksi | Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 2

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan perbedaan antara buku nonfiksi dan fiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 8 semester 2 revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang perbedaan antara buku nonfiksi dan fiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami perbedaan antara buku nonfiksi dan fiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Perbedaan Buku Nonfiksi dan Fiksi | Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 2
www.ilmubindo.com

A. Buku Nonfiksi dan Fiksi

Buku nonfiksi adalah karya ilmiah yang disusun berdasarkan fakta. Informasi yang disajikan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi di kehidupan nyata. Dengan demikian, informasi tersebut secara keilmuan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan Fiksi adalah hasil imajinasi yang dituliskan dalam sebuah karangan. Sesuai dengan sifatnya yang merupakan karya rekaan.

B. Teknik Membaca Buku

Berikut ini adalah beberapa teknik yang bisa kalian gunakan dalam membaca buku nonfiksi dan fiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Survey
  2. Question
  3. Read
  4. Recite atau Recall
  5. Review
C. Struktur Buku Fiksi dan Nonfiksi

Berikut ini adalah beberapa struktur buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun struktur-struktur tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Tema
  2. Tokoh
  3. Latar
  4. Alur
  5. Amanat
  6. Sudut Pandang
Karya nonfiksi mempunyai struktur yang tidak dapat digeralisasi seperti karya fiksi. Struktur karya nonfiksi bersifat sistematis berdasarkan penelitian atau fakta yang ada. Struktur karya nonfiksi dapat ditentukan berdasarkan teori pada suatu ilmu pengetahuan sehingga informasi yang disampaikan jelas, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

D. Cara Menyajikan Tanggapan

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kalian gunakan dalam menyajikan tanggapan terhadap buku fiksi dan nonfiksi. Adapun cara-cara tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Daya tarik teks
  2. Kebahasaan teks
  3. Isi teks
Baik teks fiksi maupun nonfiksi memuat informasi yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca, penulis yang baik berarti mampu menyampaikan gagasan dan informasi yang ditulisnya kepada pembaca. 

E. Contoh Buku Fiksi dan Nonfiksi

Berikut ini adalah salah satu contoh sinopsis buku fiksi dan nonfiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun contoh buku fiksi dan nonfiksi tersebut adalah sebagai berikut.

Penulis: Merari Siregar
Penerbit: Balai Pustaka
Tahun Pertama Terbit: 1920
Jumlah Halaman:

Novel yang satu ini dikategorikan novel klasik terbitan Balai Pustaka. Ia zaman di mana sastra Indonesia masih didominasi penggunaan bahasa Melayu yang kental. Adapun tema umum novel yang satu ini adalah kehidupan percintaan seorang gadis yang pernikahannya tidak membawa pada hidup yang bahagia tetapi justru pada kesengsaraan. Tokoh sentral dalam kisah cinta ini bernama Mariamin dan Aminu'ddin. Keduanya berkerabat dekat tetapi berbeda nasib. Aminu'ddin merupakan anak kepala kampung. Seorang bangsawan yang kaya raya dan disengani banyak orang. Sementara itu Mariamin tumbuh di lingkungan keluarga yang miskin. Sejak kecil keduanya sudah berkenalan dan bermain bersama. Beranjak dewasa, Aminu'ddin dan Mariamin merasakan Aminu'ddin berjanji akan menikahi Mariamin. Niatnya ini diutarakan pada ibu dan ayahnya, Banginda Diatas. Sang ibu setuju sebab ia menganggap Mariamin masih keluarnganya dan dengan menikahkan dengan Aminu'ddin, ia bisa menolong kemiskinan gadis itu. Namun, pendapat berbeda datang dari ayah Aminu'ddin yang Baginda Diatas. Ia diam-diam tidak menyetujui rencana Aminu'ddin sebab ia beranggapan pernikahan tersebut tidak pantas dan akan menurunkan derajat bangsawannya.

Untuk mewujudkan niatnya, akhirnya Aminu'ddin berangkat ke Medan untuk mencari kerja. Saat di Medan, ia masih rajin berkirim kabar dengan Mariamin. Sampai suatu waktu, ia menggirim berita ke kampung bahwa ia sudah siap untuk berumah tangga dengan wanita pujaannya tersebut. Sayangnya, Baginda Diatas, ayah Aminu'ddin tidak setuju. Ia menyusun rencana agar istrinya tidak menyetujui keinginan Aminu'ddin. Caranya, ia membawa istrinya ke dukun sewaan dan pura-pura meramal jodoh terbaik untuk Aminu'ddin, anaknya. Sang dukun berkata bahwa jodoh Aminu'ddin bukanlah Mariamin melainkan seorang gadis bangsawan di desa mereka. Ibu Aminu'ddin pun percaya dan setuju ke Medan dengan membawa gadis bangsawan yang hendak dinikahkan dengan Aminu'ddin.

Saat mereka tiba di Medan, Aminu'ddin kaget sebab keputusan orang tuanya menjodohkan dengan gadis tersebut memukul jiwanya. Tapi ia tidak bisa menolak sebab saat itu ia terikat adat yang harus selalu patuh pada keputusan orang tua. Akhirnya Aminu'ddin mengirim surat kepada Mariamin sambil memohon maaf karena ia terpaksa menikahi gadis lain meskipun tanpa cinta. Mendengar kabar tersebut, Mariamin sangat sedih. Ia bahkan sempat sakit. Setahun berselang, ibu Mariamin akhirnya menerima pinangan seorang laki-laki bernama Kasibun. Ia berharap pernikahan tersebut akan mengobati luka Mariamin. Akan tetapi apa yang diniatkan Ibu Mariamin tidak terjadi. Pernikahan tersebut malah menambah penderitaan lain bagi Mariamin. Sebab, ternyata Kasibun memiliki istri yang diceraikannya dengan alasan ingin menikahi Mariamin.

Pada akhirnya Mariamin tak sanggup lagi dan akhirnya melaporkan suaminya, Karibun ke Polisi. Akhirnya Karibun ditetapkan bersalah dan diwajibkan membayar denda serta melepaskan Mariamin tak lagi jadi istrinya. Mariamin akhirnya kembali ke desanya dan hidup menderita di sana. Ia sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia dalam derita.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang perbedaan antara buku nonfiksi dan fiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami perbedaan antara buku nonfiksi dan fiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan terima kasih.