Unsur-Unsur Kebahasaan Teks Persuasi | Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 2

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan beberapa unsur-unsur kebahasaan teks persuasif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang unsur-unsur kebahasaan teks persuasif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami unsur-unsur kebahasaan teks persuasif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun unsur-unsur kebahasaan teks persuasif adalah sebagai berikut.

Unsur-Unsur Kebahasaan Teks Persuasi | Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 2
www.ilmubindo.com

Di bawah ini adalah beberapa unsur-unsur kebahasaan teks persuasif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun beberapa unsur-unsur kebahasaan teks persuasif tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kata kerja yang menyatakan penjelasan
Kata kerja ini banyak digunakan pada bagian pembukaan dan penyampaian tesis. Contoh kata kerja yang menyatakan penjelasan adalah merupakan, ialah, yaitu, dan adalah.

2. Konjungsi yang menyatakan tujuan dan penjelasan
Konjungsi ini sering digunakan pada bagian tesis. Konjungsi tujuan contohnya adalah agar, supaya, dan untuk. Adapun contoh konjungsi penjelasan adalah bahwa.

3. Konjungsi sebab akibat (kausal)
Konjungsi ini sering digunakan pada bagian argumen. Contoh konjungsi sebab adalah sebab, karena, dan oleh karena. Adapun contoh konjungsi akibat adalah hingga, maka, sehingga, sampai, dan sampai-sampai.

4. Kata tugas yang menyatakan ajakan atau larangan
Kata tugas yang menyatakan ajakan digunakan pada bagian rekomendasi. Contoh kata tugas ini adalah ayo, hendaknya, dan mari. Adapun contoh kata tugas yang menyatakan larangan adalah jangan, dilarang, dan hindarilah.

5. Penggunaan partikel lah dan kah
Selain kata tugas, partikel lah dan kah juga sering digunakan bagian rekomendasi untuk mempertegas saran, ajakan, atau larangan yang disampaikan penulis.

Beretika di Media Sosial

Perkembangan teknologi berupa internet memudahkan manusia untuk mengakses segala informasi da terhubung dengan banyak orang di seluruh dunia. Kemudahan tersebut sangat dirasakan menfaatnya, terutama bagi pengguna media sosial. Dengan media sosial, seseorang dapat berkomunikasi jarak jauh dengan orang lain yang berada diseluruh belahan dunia. Pengguna media sosial dapat menjalin hubungan sosial tanpa harus bertatap muka secara langsung. Dengan demikian, pergaulan akan semakin luas. Itulah keunggulan dan keuntungan memanfaatkan media sosial.

 Di samping memberikan keuntungan dan kemudahan, media sosial juga mempunyai dampak buruk. Interaksi sosial tanpa bertatap muka seperti yang terjadi pada media sosial dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa tulis yang digunakan untuk menyampaikan pesan tidak disertai dengan pelafalan, penekanan, dan ekspresi tertentu sehingga para pengguna akan menyimpulkan hal-hal yang berbeda. Selain itu, kondisi tidak bertatap muka ini juga membuat pengguna media sosial tak acuh terhadap etika.

Salah satu kasus yang banyak diperkarakan sampai ranah hukum adalah penggunaan media sosial. Hal ini biasanya berkaitan dengan penyebaran konten negatif atau pelanggaran hak asasi manusia oleh pengguna media sosial. Tidak jarang pengguna media sosial menggunakan kata-kata yang kasar dan tidak sopan untuk menjatuhkan atau memengaruhi pihak lain. Misalnya, karena merasa sakit hati dengan pihak tertentu, seorang pengguna mengungkapkan kekesalannya di media sosial dengan menjelek-jelekkan nama seseorang. Pengguna media sosial tersebut akan dituduh melakukan pencemaran nama baik pihak yang bersangkutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa "perang" media sosial menyebabkan para penggunanya terjerat hukum. Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Sungguh tidak pantas, jika sebagai orang yang beragama dan terpelajar dengan mudah merendahkan orang lain. Tentu kita tidak mau mendapat masalah di kemudian hari karena ketidakhati-hatian dalam menggunakan media sosial. Tidak sedikit pelajaran yang dapat kita ambil dari para pengguna media sosial yang harus berurusan dengan hukum karena salah memanfaatkan media sosial. Oleh karena itu, bersikaplah bijak dalam menanggapi suatu hal di media sosial. Tetaplah beretika, apa pun media yang kita gunakan untuk berkomunikasi.

Kedisiplinan di Sekolah

Seperti yang kita tahu bahwa disiplin adalah taat, patuh, dan ikut terhadap peraturan yang ada. Kedisiplinan bertujuan membuat semua hal menjadi teratur. Salah satu penerapan sikap disiplin dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di sekolah. Kedisiplinan di sekolah merupakan sesuatu yang sangat penting karena merupakan salah satu kunci menuju kesuksesan.

Setiap sekolah mempunyai peraturan. Peraturan sekolah bertujuan membina siswa agar berdisiplin, berakhlak mulia, adil, rasional, dan bertimbang rasa. Kedisiplinan di sekolah merupakan usaha yang dilakukan pihak sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan, dan tata tertib yang berlaku. Jika ada pelanggaran, maka akan diberlakukan sangsi. Dengan demikian, kedisiplinan dapat diwujudkan suasana sekolah yang harmonis dan teratur.

Kedisiplinan tidak bisa lepas dari persoalan perilaku negatif siswa. Pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masing sering ditemukan, mulai dari membolos, berkelahi, menyontek, mencuri, dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Perilaku penyimpangan tersebut yang bertanggung jawab dan mendidik dari pihak sekolah. Pemberian sangsi bagi siswa pelanggar tidak semata-mata dapat membuat siswa jera, tetapu juga menumbuhkan tanggung jawab bagi dirinya sendiri. Di sinilah arti penting dari kedisiplinan.

Kedisiplinan yang terpelihara akan membawa dampak positif bagi pihak yang menjalankannya. Dengan disiplin, siswa dapat belajar dengan baik dan teratur untuk mencapai prestasi. Sekolah pun akan merasa bangga memiliki siswa-siswa yang berprestasi. Lain halnya dengan siswa-siswa tersebut akan merusak nama baik sekolah dengan perilaku mereka yang tidak disiplin. Dengan demikian, kedisiplinan dapat membiasakan siswa untuk selalu berperilaku positif dan pandai menyesuaikan diri dengan tuntutan di lingkungannya.

Begitu pentingnya disiplin di sekolah, marilah kita dukung peraturan sekolah. Marilah kita memulai dari diri sendiri untuk bersikap disiplin agar tercipta sekolah yang tertib dan nyaman untuk belajar. Dengan demikian, kita dapat menuai hasil yang positif dari kedisiplinan yang telah kita lakukan.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang unsur-unsur kebahasaan teks persuasif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami unsur-unsur kebahasaan teks persuasif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan terima kasih.