Pengertian, Peranan, Bentuk, dan Jenis Debat | Bahasa Indonesia Kelas X

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan bahan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia kelas sepuluh materi pokok pembelajaran pengertian, bentuk, dann jenis debat revisi. Semoga bahan pembelajaran yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak Ibu Guru dan peserta didik dalam mencari referensi tentang bahan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia kelas sepuluh materi pokok pembelajaran pengertian, bentuk, dann jenis debat revisi. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami materi seputar debat yang telah diajarkan oleh Bapak Ibu Guru di sekolah.

Pengertian, Peranan, Bentuk, dan Jenis Debat | Bahasa Indonesia Kelas X

Pengertian Debat

Debat adalah kegiatan keterampilan berbicara antarpribadi atau pihak. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengemukakan bahwa gagasan atau konsep yang dikemukakan oleh satu pihak merupakan konsep yang lebih baik, lebih benar, dan lebih tepat dibandingkan gagasan pihak lain. Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda pandangan. Pihak-pihak yang terlibat dalam debat saling menyerang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, debat merupakan pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu masalah atau isu dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Debat dapat melibatkan dua orang, tim, ataupun sekelompok orang. Debat bukanlah permusuhan, melainkan kegiatan berpikir bersama.

Peranan Debat

Dalam masyarakat demokratis, debat memegang peranan penting dalam:
  1. perundang-undangan
  2. politik
  3. perusahaan (bisnis)
  4. hukum
  5. pendidikan

Bentuk Debat

Ada dua bentuk debat yaitu debat Inggris dan debat Amerika

1. Debat Inggris

Dalam debat Inggris ada dua kelompok yang berhadapan yaitu kelompok pro dan kelompok kontra. Sebelum debat dimulai, ditentukan dua pembicara dari setiap kelompok. Tema dan nama para pembicara diperkenalkan kepada para pendengar. Pada awal debat pemimpin menjelaskan secara singkat tata tertib debat, tetapi tidak membicarakan tema debat. Moderator hanya bertanggung jawab bahwa setiap pihak menyampaikan pendapat dan posisinya atas acara wajar dan pada akhir debat mengorganisasi pemungutan suara untuk menentukan pemenang. 

2. Debat Amerika

Dalam debat Amerika juga terdapat dua kelompok berhadapan. Akan tetapi, tiap-tiap kelompok menyiapkan tema melalui pengumpulan bahan secara teliti dan penyusunan argumentasi yang cermat. Para anggota kelompok debat adalah orang-orang yang terlatih dalam seni berbicara. Mereka berdebat di depan sekelompok juri dan publik. Debat dimulai apabila salah seorang anggota kelompok membuka pembicaraan dengan mengemukakan tesis dan dijawab oleh pembicara pertama dari kelompok yang kedua. 

Proses selanjutnya berlangsung apabila setiap anggota kelompok berbicara dalam urutan yang bergantian dengan anggota kelompok lain. Semua anggota dari kelompok berbicara dalam urutan yang bergantian dengan anggota kelompok lain. Semua anggota dari kedua kelompok mendapat kesempatan untuk berbicara. Setiap pembicara harus menyampaikan pandangannya mengenai tema dan tesis yang diperdebatkan.

Jenis-Jenis Debat

Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya, debat dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Debat Parlementer (Majelis)

Maksud dan tujuan majelis adalah untuk memberi dan menambahi dukungan terhadap suatu undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya, berbicara mendukung, atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis. Pembatasan-pembatasan waktu berdebat dapat di atur oleh tindakan parlementer majelis tersebut.

2. Debat Pemeriksaan Ulangan

Debat pemeriksaan ulangan merupakan suatu bentuk perdebatan yang lebih sulit dan menuntut persiapan lebih matang daripada gaya perdebatan formal. Prosedur debat pemeriksaan ulangan sebagai berikut.
  • Pembicara afirmasi pertama menyampaikan pidato resminya. Setelah itu, pembicara afirmasi pertama diperiksa dengan teliti oleh pembicara negatif pertama.
  • Setelah tujuh menit pemeriksaan, sang penanya diberi kesempatan selama empat menit untuk menyajikan pengakuan-pengakuan yang telah diperolehnya kepada pendengar dengan pemeriksaan ulang itu. Pertanyaan penanya dibatasi pada pengakuan-pengakuan yang telah diperolehnya. 
  • Selanjutnya, anggota pembicara negatif yang kedua mengemukakan kasus negatif dan seterusnya diteliti ulang oleh pembicara afirmasi yang kedua. Teknik ini memang agak sulit dan menuntut keterampilan berbahasa tinggi yang ada hubungannya dengan permasalahan.
3. Debat Formal

Debat formal bertujuan untuk memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengemukakan sejumlah argumen yang menunjang atau membantah suatu usul kepada para pendengar. Setiap pihak diberi jangka waktu sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.