Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi : Kata Kerja, Kalimat Pasif, Konjungsi, Nomina, Istilah Ilmiah, dan Majas

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar kaidah kebahasaan teks eksplanasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas delapan. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang kaidah kebahasaan teks eksplanasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi : Kata Kerja, Kalimat Pasif, Konjungsi, Nomina, Istilah Ilmiah, dan Majas

Gambar: freepik.com

Selain struktur, hal yang membedakan teks eksplanasi dengan jenis teks lainnya adalah kaidah kebahasaan. Berdasarkan isi teks eksplanasi yang ditulis berdasarkan fakta, plilihan kata yang digunakan dalam teks eksplanasi tentu berbeda dengan jenis teks lain. Adapun kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks eksplanasi adalah sebagai berikut.

1. Kata Kerja Tindakan (Aksi)

Kata kerja aksi adalah kata kerja aktif yang menunjukkan bahwa suatu subyek sedang melakukan suatu kegiatan, tindakan, aksi atau perbuatan. Kata kerja aksi akan menggambarkan suatu pekerjaan sedang berlangsung.

Kata kerja aksi menyatakan suatu tindakan atau perbuatan untuk menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung. Kata kerja aksi bertujuan menjelaskan suatu proses atau peristiwa tertentu yang didukung dengan fakta. Contoh kata kerja aksi yaitu membaca, mengolah, menulis, dan memasak.

Contoh Kalimat:

  • Ayah membaca koran di depan teras rumah.
  • Pedagang itu mengolah dagangannya dengan sangat bersih.
  • Kakak menulis surat lamaran kepada perusahaan baru yang ada di kota kami.
  • Ibu memasak ikan yang enak sekali.

2. Menggunakan Kalimat Pasif

Kalimat pasif digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang dikenakai pada subjek kalimat. Kalimat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Kalimat pasif adalah salah satu jenis kalimat yang berdasarkan pada subjek kalimat tersebut. Dalam kalimat pasif, subjek dikenai suatu tindakan. Predikat yang digunakan dalam kalimat pasif biasanya diawali dengan imbuhan ter- dan di-.

Untuk dapat mengidentifikasi sebuah kalimat pasif, kita harus mengetahui ciri-cirinya terlebih dahulu. Simak penjelasan berikut.

  • Subjek berperan sebagai pelaku yang dikenai suatu perbuatan.
  • Predikatnya berimbuhan di-, ter- ke-an, dan ter-an.
  • Predikatnya bisa berupa jenis-jenis kata ganti orang yang diikuti kata kerja tak berimbuhan.
  • Objek pada kalimat pasif adalah subjek pada kalimat aktif.
  • Biasanya terdapat kata oleh atau dengan di dalamnya.

a. Kalimat Pasif Transitif

Merupakan kalimat yang predikatnya mempunyai objek. Adapun pola dasar kalimat ini adalah O-P-S atau O-P-S-K.

Contoh kalimat:

  1. Ikan kembung digoreng Ibu siang tadi.
  2. Bunga mawar itu disiram Rani agar subur.

b. Kalimat Pasif Intransitif

Merupakan kalimat yang predikatnya tidak berobjek. Adapun pola dasar kalimat ini adalah S-P atau S-P-K.

Contoh kalimat:

  1. Ikan dijual di pasar pagi.
  2. Ayah terjatuh.

c. Kalimat Pasif Tindakan

Merupakan kalimat pasif yang predikatnya merupakan suatu tindakan atau perbuatan. Adapun predikat ini biasanya berupa jenis-jenis kata kerja berimbuhan di-, ter, ke-, atau kata ganti.

Contoh kalimat:

  1. Anak kecil itu dipukul oleh temannya.
  2. Kucing itu dikejar oleh anjing tetangga.

d. Kalimat Pasif Keadaan

Merupakan jenis kalimat pasif yang merupakan keadaan yang menerangkan kondisi subjek. Adapun predikat pada kalimat pasif ini biasanya adalah contoh kata dasar berimbuhan ke-an.

Contoh kalimat:

  1. Kaki ayah ketindihan lemari itu.
  2. Raisa ketakutan saat rumah mati lampu. 

3. Menggunakan Konjungsi Waktu

Untuk menjelaskan suatu proses atau peristiwa, dalam teks eksplanasi dipergunakan konjungsi yang menunjukkan waktu untuk memperjelas kronologi peristiwa tersebut. Contoh konjungsi waktu adalah sesudah, sementara, sebelum, ketika, sehabis, setelah, sehingga, sejak, selama, sampai, dan kemudian.

Contoh Kalimat:

  • Longsor itu terjadi sesudah warga membersihkan lereng gunung itu.
  • Untuk sementara jalan yang kena longsor tidak bisa dilalui kendaraan
  • Sebelum banjir terjadi daerah itu memang sudah diguyur hujan selama seminggu
  • Petir itu menyambar setelah kami lewat di depan rumahnya
  • Sejak longsor itu terjadi dia kehilangan semua harta bendanya

4. Menggunakan Konjungsi Sebab-Akibat

Konjungsi merupakan kata tugas yang memiliki fungsi menghubungkan paragraf, persimpangan serta klausa. Dapat disimpulkan bahwa konjungsi merupakan konjungsi antara satu kalimat dan lainnya. Konjungsi biasanya ditempatkan di tengah kalimat, sedangkan konjungsi antara kalimat ditempatkan di akhir atau di awal kalimat setelah tanda seru dan tanda tanya.

Pada saat yang sama, tautan antar paragraf ada di awal paragraf. Kombinasi sebab serta akibat ini menjelaskan apakah peristiwa itu terjadi karena suatu alasan. Kata penghubung yang terkait dengan kontinuitas atau disebut juga kontinuitas adalah kalimat yang menggambarkan peristiwa yang terjadi karena alasan lain.

a. Konjungsi Sebab (Kausal)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika konjungsi kausal atau sebab adalah konjungsi yang Amenjelaskan apakah suatu peristiwa atau kejadian terjadi karena sebab tertentu, Contoh kata yang digunakan untuk menyatakan hubungan adalah sebab itu, karena itu dan sebab karena.

Berikut adalah contoh konjungsi sebab :

  • Doni terlihat sedih sebab habis dimarahi ayahnya.
  • Wajah susi terlihat senang sebab ayah sudah pulang dari lampung.
  • Akbar sakit tadi pagi sebab kemarin kehujanan saat pulang sekolah.

b. Konjungsi Akibat (Konsekutif)

Konjungsi akibat merupakan konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi serta disebabkan oleh sesuatu yang lain. Kata yang sering digunakan untuk kalimat konjungsi ini adalah akibatnya, sehingga, serta sampai.

Berikut adalah contoh konjungsi Akibat :

  • Keluarga kami akan mudik lebaran ke kampung sehingga rumah ini akan kosong.
  • Budi malas belajar sehingga nilainya menjadi jelek
  • Anwar terjatuh saat naik sepeda motor sehingga kakinya menjadi bengkak.

c. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan merupakan suatu bentuk konjungsi koordinasi, yang tugasnya adalah untuk menghubungkan dua kalimat yang identik, tetapi untuk membedakan dua bagian sedemikian rupa sehingga bagian kedua umumnya menempati posisi yang lebih penting dalam kalimat daripada bagian pertama. Contoh konjungsi yang saling bertentangan sering menggunakan kata namun, sedangkan, tetapi, sebaliknya dan akan tetapi.

Berikut adalah contoh konjungsi pertentangan : 

  • Akbar tetap memberikan kelinci kepada bayu meskipun tahu bayu tidak menyukai kelinci.
  • Jaket ini masih terlihat bagus dan keren meskipun sudah lama dalam pembuatannya.
  • Andi lebih suka bermain diluar rumah meskipun didalam rumah fasilitasnya lengkap.

5. Menggunakan Kata Nomina Umum

Teks eksplanasi biasanya menggunakan kata nomina umum yang banyak diketahui oleh pembaca. Kata tersebut juga bersifat abstrak atau tidak konkret. Kata yang dimaksud adalah kemerdekaan, pembacaan, pendalaman, dan pengendapan.

Contoh kalimat:

  •  17 Agustus adalah kemerdekaan rakyat Indonesia
  • Setiap hari Senin kami mendengar pembacaan UUD 1945
  • Hari ini kami akan melakukan pendalaman Alkitab di gereja