Langkah-Langkah Mengamati dan Membuat Komentar terhadap Buku Fiksi dan Nonfiksi Kurikulum 2013

ilmubindo.com | Kita dapat memberi tanggapan terhadap buku fiksi dan nonfiksi. Tanggapan tersebut bisa berupa penilaian kelebihan dan kekurangan sebuah buku. Sebelum melakukan penilaian, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) dari buku yang dibaca. Outline ini akan sangat membantu kita ketika menulis tanggapan.

Langkah-langkah untuk dapat menilai buku fiksi adalah dengan membaca buku yang akan dinilai. Kamu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memberikan komentar terhadap buku fiksi.
  1. Bagaimana judul atau tema yang dikembangkan? Apakah ada keunikan?
  2. Bagimana pengarang mengembangkan latar cerita?
  3. Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh?
  4. Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang?
  5. Apakah kalimat-kalimat yang digunakan pengarang memiliki keunikan dan kekuatan membangun cerita?
  6. Tokoh apa yang paling kamu sukai dan mengapa?
Surat Pribadi dan Surat Dinas 
www.ilmubindo.com
 
Sementara itu, kamu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memberikan komentar terhadap buku nonfiksi.
  1. Apa judul dan tema buku?
  2. Apa bidang ilmu yang dibahas dalam buku?
  3. Apa garis besar isi buku? Apa isi tiap bab?
  4. Apakah buku ditunjang oleh gambar atau foto, ilustrasi,tabel dan grafik? Apakah pengunjung tersebut dapat membantu memperjelas?
  5. Bagaimana penulis merinci menjadi sub bab buku? Apakah sistematika mudah diikuti?
  6. Apakah bahasanya mudah dipahami?
  7. Bagaimana penulis membuka dan mengakhiri tulisannya?
Cermati contoh komentar buku berikut ini!
Terjun Menuju Ragam Daerah dan Budaya di Indonesia
Identitas Buku    
Judul buku           : Tenun Biru
Pengarang           :  Ugi Agustono J.
Penerbit               : Nuansa Cendikia
Kota terbit           : Bandung
Jumlah halaman  : 362 halaman
Ukuran                : 14,5 x 21 x 2 cm
Cetakan 1            : November 2012
Harga                  : Rp50.000,00

Ugi Agustono J. ( Ugi J. ) alumnus STIE Perbanas Surabaya jurusan Akuntansi ini memiliki tradisi autodidak dalam urusan membaca dan kemauan luar biasa besar dalam menulis beragam karya, dari ilmiah hingga karya fiksi. Dahulu ia suka menulis naskah untuk program pendidikan SD, SMP, dan SMA yang meliputi pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah, dan Matematika. Karya fiksi sebelumnya yang sudah terbit adalah Anakluh Berwajah Bumi yang diterbitkan oleh Gramedia-Kompas 2010.

Tokoh Ratna terlahir dari keluarga mampu, punya pendidikan bagus, pekerjaan mapan, serta selalu peduli dengan sekitarnya. Sementara itu, Janus menjadi orang mapan dan punya segalanya karena nasib. Mereka harus menjalani kebersamaan memasuki tempar-tempat kumuh hingga pedalaman Indonesia: Dayak di Kalimantan, Karimunjawa, Kota Tua, Bali, Toraja dan Desa Rawa Sampih.

Novel ini menceritakan detail pelosok-pelosok negeri kita. Salah satu keberhasilan penulis adalah mampuh menggambarkan secara rinci tempat, lokasi, barang dan bangunan kejadian yang ada di novel tersebut. Ini memang novel viksi, tetapi lingkungan yang dibentuk di novel ini sangat nyata sekali.

Terbuai, mungkin itu kata yang cocok ketika membaca novel Tenun Biru. Keindahan dalam negeri disajikan dalam satu karya yang sangat bagus. Membangun kisah romantis, penulis hadirkan Janus yang kurang mencintai Indonesia walau dia adalah orang Indonesia.

Misi tokoh Ratna untuk membuat tokoh Janus cinta Indonesia merupakan kisah romantis yang membuat pembaca terbawa. Novel ini membuat kisah antara tokoh Ratna dan Janus menjadi romantis, tetapi tidak berlebihan. Penulis lebih senang menggambarkan tempat-tempat yang ada di Indonesia. Penulis ingin masyarakat Indonesia cinta terhadap negaranya sendiri karena begitu banyak keindahan dan keunikan yang ada di Indonesia, termasuk suku bangsa dan budaya yang beragam. Jadi, kita tidak perlu keluar negeri bila ingin menikmati keindahan alam atau alasan ingin mengenal budaya lain.

Mereka berdua mengarungi perjalanan sulit menggali nilai-nilai peradaban, bertemu dan berbagi ragam ilmu dengan anak-anak pelosok yang terpinggirkan. Terkadang mereka harus mempertaruhkan keselamatan. Kisah di dalamnya membungkus kecantikan Indonesia dalam derap ilmu naluri dan nurani sekalipun tanpa harus terikat pada komitmen. 

Dialog-dialog antartokoh juga sangat menarik, apalagi dialog tokoh Ratna dan Janus yang sangat alami. Dalam cerita tersebut juga terdapat beberapa dialog kecil mengundang tawa lucu dari pembaca.

Cerita tentang sahabat tokoh Ratna yang telah berkeluarga juga menghiasi sebagaian dari isi novel ini. Tokoh Adi, sahabat lama tokoh Ratnah dan Nurul, yang datang menjadi orang ketiga antara hubungan Ratna dan Janus. Berbagai pengetahuan dan informasi yang diajarkan kepada anak-anak pedalaman membuat novel ini semakin istimewa.

Kelemahan dari novel ini adalah alur cerita yang kurang banyak dipahami oleh pembaca. Kelemahan ini terlihat dari subbab  "Kisah dari Gang Kumuh" yang menceritakan cerita kecil masa lalu tokoh Ratna dan Janus. Dari sana akan timbul pertanyaan penbaca apakah maksud dari subbab tersebut. Melihat dari judul, Tenun Biru bukanlah menggambarkan isi novel ini. Judul ini membuat rasa ingin tahu pembaca menjadi muncul, apalagi menjadi subjudul, seperti tidak nyambung dengan judul utama.

Dari sekian banyak cerita dalam novel ini, sajian cerita yang dipaparkan sangatlah menarik, mengundang tawa, sedih, haru, bahagia, dan rasa romantis menjadi satu. Novel ini dapat dibaca dan menjadi motivasi bagi seluruh kalangan dan usia terutama yang kurang mencintai Indonesia dan haus akan ragam budaya dari berbagai pelosok negeri.

Unsur-unsur yang terdapat dalam kutipan buku Tenun Biru sebagai berikut
Data buku            
Judul buku            : Tenun Biru
Pengarang             : Ugi Agustono J.
Penerbit                : Nuansa Cendikia
Alamat penerbit    : Kompek Sukup Baru No.23 Ujungberung
Kota terbit             : Bandung
Jumlah halaman    : 362 halaman
Ukuran                  : 14,5 x 21 x 2 cm
Cetakan 1              : Nvember 2012
Harga                    : Rp50.000,00

Info singkat tentang terbitan atau edisi
Buku ini merupakan buku yang diterbitkan tahun 2012 cetakan pertama.
  • Penilaian terhadap buku
Novel ini menceritakan  detail pelosok-pelosok negeri kita. Salah satu keberhasilan penulis adalah mampu menggambarkan secara rinci tempat, lokasi, barang, dan bangunan kejadian yang ada di novel tersebut. Ini memang novel fiksi, tetapi lingkungan yang dibentuk di novel ini sangat nyata sekali.

Terbuai, mungkin itu kata yang cocok ketika membaca novel Tenun Biru. Keindahan dalam negeri disajikan dalam satu karya yang sangat bagus. Membangun kisah romantis penulis hadirkan Janus yang kurang mencintai Indonesia walau dia adalah orang Indonesia.

Misi Ratna untuk membuat Janus cinta Indonesia merupakan kisah romantis yang membuat pembaca terbawa. Novel ini membuat kisah antara Ranta dan Janus menjadi romantis, tetapi tidak berlebihan. Penulis lebih senang menggambarkan tempat-tempat yang ada di Indonesia. Penulis ingin masyarakat Indoesia cinta terhadap negaranya sendiri karena begitu banyak kindahan dan keunikan yang ada di Indonesia, termasuk suku budaya yang beragam. Jadi, kita tidak perlu keluar negeri bila ingin menikmati keindahan alam atau alasan ingin mengenal budaya lain.

Mereka berdua mengarungi perjalanan sulit menggali nilai-nilai peradaban, bertemu, dan berbagi ragam ilmu dengan anak-anak pelosok yang terpinggirkan. Terkadang mereka harus mempertaruhkan keselamataan. Kisah di dalamnya membungkus kecantikan Indonesia dalam derap irama naluri dan nurani sekalipun tanpa harus terikat pada komitmen.
  • Tanggapan penulis tentang cerita
Dari sekian banyak cerita dalam novel ini,sajian carita yang dipaparkan sangatlah menarik, mengundang tawa, sedih, haru, bahagia dan rasa romantis menjadi satu. Novel ini dapat dibaca dan menjadi motifasi bagi seluruh kalangan dan usia terutama yang kurang mencintai Indonesia dan haus akan ragam budaya dari pelosok ragam negeri.
  • Penilaian terhadap buku
Dialog-dialog antar tokoh di dalam novel sangat menarik apalagi tokoh Ratna dan Janus yang sangat alami. Dalam cerita tersebut juga terdapat beberapa dialog kecil mengundang tawa lucu dari pembaca.

Cerita tentang sahabat Ratna yang telah berkeluarga juga menghiasi sebagian dari isi novel ini. Adi, sahabat lama Ratna dan Nurul, yang datang menjadi orang ketiga antara hubungan Ratna dan Janus. Berbagai pengetahuan dan informasi yang diajarkan kepada anak-anak pedalaman membuat novel ini semakin istimewa. 

Kelemahan dari novel ini adalah alur cerita yang kurang dipahami oleh banyak pembaca. Kelemahan ini terlihat dari subbab " Kisah dari Gang Kumuh" yang menceritakan cerita kecil masa lalu Ratna dan Janus. Dari sana akan timbul pertanyaan bagi pembaca apakah maksud dari subbab tersebut. Melihat dari judul, Tenun Biru bukanlah menggambarkan isi novel ini. Judul ini membuat rasa ingin tahu pembaca menjadi muncul, apalagi membaca subjudul, seperti tidak nyambung dengan judul utama.

Dari sekian banyak cerita dalam novel ini, sajian cerita yang dipaparkan sangatlah menaik, mengundang tawa, sedih, haru, bahagia, dan rasa romantis menjadi satu. Novel ini dapat dibaca dan menjadi motifasi bagi seluruh kalangan dan usia terutama yang kurang mencintai Indonesia dan haus akan ragam budaya dari berbagai pelosok negeri.
Data penulis 
Ugi Agustono J. (Ugi J.) alumnus STIE Perbanas Surabaya jurusan Akuntansi ini memiliki tradisi autodidak dalam urusan membaca dan kemauan luar biasa besar menulis beragam beragam karya, dari ilmiah hingga karya fiksi. Dahulu ia suka menulis naskah untuk program pendidikan SD, SMP, dan SMA meliputi pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah dan Matematika. Karya fiksi sebelumnya yang sudah terbit adalah novel Anakluh Berwajah Bumi yang diterbitkan oleh Gramedia-Kompas 2010.

Demikianlah artikel tentang 'Langkah-langkah Mengamati dan Membuat Komentar Terhadap Buku Fiksi dan Nonfiksi.