Cara Menyajikan Teks Buku Fiksi dalam Materi Bahasa Indonesia (Revisi)

ilmubindo.com | Kali ini admin akan membagikan artikel tentang bagaimana cara menyajikan teks buku fiksi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Semoga artikel yang admin bagikan kali ini dapat membantu peserta didik dalam mencari referensi tentang bagaimana cara mengidentifikasi sebuah teks buku fiksi. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami cara menyajikan teks fiksi.

Cara Menyajikan Teks Buku Fiksi dalam Materi Bahasa Indonesia (Revisi)
www.ilmubindo.com

A. Pengertian Buku Fiksi dan Nonfiksi

Buku fiksi adalah buku yang isinya bukan berdasarkan peristiwa yang telah terjadi namun hanya merupakan imajinasi penulis saja. Buku fiksi berupa novel, kumpulan cerita pendek ataupun buku cerita bergambar. Sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang berisi cerita yang benar-benar terjadi atau berlangsung, atau berisi tentang ilmu pengetahuan. Buku ini ditulis dengan memaparkan fakta sesuai dengan kenyataan. Buku nonfiksi berupa ilmu pengetahuan ataupun buku cerita yang berdasar sejarah.

B. Langkah Menyajikan Teks Fiksi

Berikut ini adalah langkah-langkah menyajikan teks fiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun langkah-langkah penyajian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Tema dan Judul

Tema adalah pokok persoalan, permasalahan atau pokok pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Judul adalah kepala karangan. Tema mencakup lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat, sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.

Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktivitas menulis akan memperlancar penulis memeroleh tema. Ketika tema sudah menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan.

2. Mengumpulkan Bahan


Perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaiman ide dan motivasi dapat diperhatikan jika tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.

3. Menyeleksi Bahan


Perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.

4. Membuat Kerangka 


Kerangka karangan yang menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokos dan terukur.
Tahapan-tahapan dalam menyusun kerangka karangan:
  • Mengatur urutan gagasan.
  • Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab subbab.
  • Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap.
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Jika terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan.

5. Mengembangkan Kerangka Karangan


Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Untuk itu pengembangannya harus sistematis dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun teliti dan cermat.

C. Contoh Sinopsis Buku Fiksi

Berikut ini adalah contoh sinopsis buku fiksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun contoh sinopsis tersebut adalah sebagai berikut.

Penulis: Dee (Dewi Lestari)
Penerbit: Bentang Pustaka/Truedee
Terbit Pertama Kali: 2010
Jumlah Halaman: 444

Novel Perahu Kertas dimulai dengan kisah seorang anak muda bernama Keenan. Ia seorang remaja yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya di Belanda, tepatnya di Amsterdam. Keenan menetap di negara tersebut selama hampir enam tahun lamanya, bersama sang nenek. Keenan terlahir dengan cita-cita menjadi pelukis. Namun, ia dipaksa untuk kembali ke Indonesia oleh sang ayah. Keluarganya tidak mendukung Keenan menjadi seorang pelukis. Ia pada akhirnya memulai perkuliahan di salah satu Universitas di Bandung. Ia mengalah dan memutuskan untuk belajar di Fakultas Ekonomi.

Tokoh sentral lainnya adalah wanita bertubuh mungil bernama Kugy. Ia digambarkan dengan kepribadian yang riang dan ceria. Berbeda dengan Keenan yang cenderung dingin dan kaku. Kugy juga merupakan sosok yang eksentrik pun nyentrik. Ia akan sangat mudah dikenali jika ada di dalam kerumunan. Kugy menggilai dongeng dan kisah klasik. Sedari kecil ia bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng. Ia memiliki sejumlah koleksi buku dongeng, ingin menjadi seorang perancang dongeng pun juru dongeng. Namun di tengah impiannya yang menggebu, kenyataan memaksanya sadar bahwa penulis dongeng bukan profesi yang banyak menghasilkan materi. Kugy dipaksa untuk menyimpan mimpinya demi sebuah rasionalitas pun realisme. Meski demikian, tokoh kugy ini tidak patah arang. Ia mencintai dunia tulis-menulis. Hal ini yang membuat ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra di salah satu Universitas di Bandung. Tempat kuliah yang sama dengan tokoh lainnya, Keenan.

Pertemuan antara kedua tokoh ini tak terlepas dari tokoh lain yakni Noni dan Eko. Noni tokoh pendukung cerita yang merupakan sahabat dekat Kugy. Sementara itu, Eko adalah sepupu Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan adalah momen di mana Eko dan Noni menjemput Keenan yang baru tiba di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Kugy pun Keenan menjalin persahabatan bersama Eko dan Noni. Diam-diam mereka saling mengagumi. Kugy yang senang bercerita lewat dongeng merasa takjub bertemu dengan Keenan, seseorang yang mampu bercerita lewat gambar. Mereka diam-diam jatuh cinta dalam diam. Namun, kondisi menuntut mereka untuk terus diam dan menebak. "Diamnya " mereka terhadap perasaan masing-masing semakin menjadi dikarenakan Kugy telah memiliki pacar bernama Ojos atau Joshua. Sementara itu, Keenan yang belum memiliki pasangan, hendak dijodohkan dengan tokoh bernama Wanda. Wanda sendiri adalah seorang Kurator. Hal ini yang membuat Eko juga Noni bersemangat mendekatkannya dengan Keenan yang jago melukis.

Persahabatan Kugy, Keenan, dan Noni berjalan apa adanya. Namun lambat laun mereka renggang. Kugy sibuk dengan muridnya di sekolah darurat. Ia menjadi salah satu guru relawan. Ia mengajar dengan cara mendongeng. Anak-anak yang semula usil pada Kugy, berbalik suka berkat dongeng petulangan berjudul "Jenderal Pilik dan Pasukan Alit". Dongeng tersebut dituliskan Kugy dalam sebuah buku. Di waktu mendatang, buku dongeng tersebut ia berikan pada Keenan.

Lain lagi dengan Keenan, ia juga sibuk dengan kehidupannya termasuk kedekatannya dengan Wanda. Pada mulanya, hubungan mereka baik-baik saja. Namun, beberapa waktu hubungan tersebut menjadi pelik dan menghentak Keenan. Ia menyadari bahwa apa yang ia berusaha bangun, hancur dalam hitungan waktu semalam. Ia sedih, remuk dan kecewa. Keenan pun memutuskan untuk meninggalkan Kota Bandung menuju Kota Bali. Di Pulau Dewata tersebut, Keenan tinggal dengan Pak Wayan, sahabat ibunya.

Sebelum pergi, Kugy memberi Keenan buku dongeng "Jenderal Pilik dan Pasukan Alit". Keenan membawanya ke Bali. Di tempat Pak Wayan, perlahan Keenan membangun hidup dan mimpinya kembali. Ia hidup bersama banyak seniman dan menjadikan naluri seninya dalam melukis semakin terasah. Di Bali, Keenan mengagumi Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Pada akhirnya, setelah beberapa waktu, Keenan menjadi salah satu pelukis yang karyanya diburu. Ia menciptakan serial lukisan yang digemari kolektor. Kisah tersebut adalah dongeng yang sebelumnya Kugy berikan.

Sementara itu, selepas kuliah Kugy kembali ke Jakarta dan menjadi seorang Copywriter. Ia kemudian menjalin hubungan dengan atasannya yang juga merupakan karib kakaknya. Ia dan Remi menjalin hubungan meski diam-diam Kugy masih sering mengenang Keenan. Sampai suatu waktu, Kugy kembali bertemu dengan Keenan yang terpaksa meninggalkan Bali karena ayahnya terkena serangan stroke. Keenan harus melanjutkan perusahaan ayahnya. Pertemuan Kugy dan Keenan di kondisi yang berbeda ini membuat mereka tak bisa menahan perasaan masing-masing. Konflik dimulai dari sini.

Secara umum, Dee mengemas cerita cinta ini dengan sederhana namun sarat makna. Kisah ini tentang pencarian cinta yang dibiarkan mengalir hingga kembali bermuara seperti perahu kertas. Melalui Kugy dan Keenan, Dee menyajikan cerita cinta yang biasa namun dalam. Pemilihan kata serta alur taktis membuat kisah di dalam novel Perahu Kertas menarik untuk di baca. Meski temanya teramat ringan, namun signatur Dee dalam cerita ini sama memikatnya dengan buku bertema berat milik Dee lainnya.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang bagaimana cara menyajikan teks buku fiksi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami bagaimana cara menyajikan teks buku fiksi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan terima kasih.