Cara Meringkas Teks Tanggapan | Bahasa Indonesia Kelas 9 (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan cara meringkas teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik di sekolah dalam memahami cara meringkas teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya cara meringkas teks tanggapan yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari cara meringkas teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Cara Meringkas Teks Tanggapan | Bahasa Indonesia Kelas 9 (Revisi)
www.ilmubindo.com

Teks tanggapan terdiri atas beberapa paragraf. Teks tanggapan dapat diringkas menjadi satu paragraf . Meringkas adalah kegiatan memperpendek teks atau mengambil inti sari teks. Ringkasan merupakan penyajian singkat suatu teks dengan kalimat sendiri. Kejelasan urutan teks dan pokok-pokok isi teks perlu saat meringkas. Berikut cara meringkas teks tanggapan.
  1. Bacalah teks tanggapan secara menyeluruh
  2. Catatlah ide-ide pokok setiap paragraf teks tanggapan
  3. Kembangkan ide-ide pokok tersebut menjadi kalimat. Kalimat disusun dalam bentuk baru dan berbeda dengan kalimat dalam teks sebelumnya.
  4. Buatlah ringkasan teks tanggapan sesuai dengan isi dalam teks tanggapan
Contoh Teks Tanggapan
Pembangunan Karakter sebagai Modal Menghadapi 
Tantangan Global

Bagian awal teks membahas karakter bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain di dunia saat ini, di satu sisi dihadapkan pada berbagai tantangan pembangunan global yang semakin lama tidaklah semakin ringan. Di sisi lain, globalisasi membuktikan bahwa bangsa yang kuat dan tangguh akan sanggup mengubah berbagai tantangan itu menjadi peluang yang menguntungkan.

Bangsa Indonesia sejatinya adalah bangsa yang memiliki karakter positif yang kuat. Salah satu karakter itu adalah semangat kejuangan untuk menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Sebuah bangsa akan maju dan jaya bukan karena kekayaan alam, kompetensi, ataupun teknologi canggih yang dimiliki, melainkan karena dorongan semangat dan karakter bangsanya. Negara-negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Inggris adalah contoh negara-negara yang memiliki dorongan semangat dan karakter bangsa. Intinya, bangsa yang didorong oleh karakter bangsanya akan menjadi bangsa yang maju dan jaya.

Selanjutnya, penulis menguraikan bahwa banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi, dan budaya di Indonesia sudah sangat memperhatinkan. Kekhawatiran itu bahkan semakin nyata ketika menyaksikan memudarnya wawasan kebangsaan yang telah dimiliki oleh warga negara. Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial dapat melahirkan ancaman disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan re-evaluasi terhadap proses terbentuknya pembangunan karakter bangsa (nation and character building).

Selanjutnya, juga disampaikan bahwa di negeri ini cukup banyak ditemukan sosok yang tidak tulus, tidak bersungguh-sungguh, senang yang semu, senang basa-basi, dan lebih senang memilih budaya "asal bapak senang" (ABS). Itu semua sangat merusak karakter individu dan berimplikasi pada rusaknya karakter bangsa. Dalam koridor kebiasaan, masih banyak dikembangkan kebiasaan-kebiasaan yang salah, seperti tidak menepati waktu, mengingkari janji, saling menyalahkan, dan mengelak dari tanggung jawab. Dalam koridor memberi teladan, ternyata dalam kehidupan bermasyarakat kita masih langka adanya teladan. Ketidaksanggupan sebuah bangsa dalam melakukan pembinaan karakter warga bangsanya berpotensi menghadirkan beragam masalah dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa.

Penulis menambahkan bahwa karakter bangsa umumnya bersifat kolektif, yaitu akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya. Komponen utama dari karakter bangsa adalah tata nilai (values) yang dibangun dan ditumbuhkembangkan oleh bangsanya. Oleh karena itu, keberhasilan atau kegagalan sebuah bangsa menjadi sangat tergantung pada upaya pembinaan dan pembangunan karakter warga bangsanya. Upaya pembangunan karakter (character building) akan menjadikan rakyat Indonesia menjadi kumpulan masyarakat pekerja keras, penuh semangat juang yang tinggi, dan mampu bekerjasama secara produktif dengan sesama warga bangsanya. Pada gilirannya, bangsa kita akan maju dan berhasil dalam pembangunan.

Tulisan Suparlan dalam artikel tersebut lebih bersifat teoretis. Tulisan ini belum didukung oleh data yang menunjukkan adanya krisis karakter di negeri kita. Data tentang keberhasilan pembangunan karakter di negara lain yang dicontohkan pun belum didukung data.

Dalam artikel, belum tampak adanya upaya riil yang berhubungan dengan pendidikan karakter, khususnya pendidikan karakter pada lingkungan sekolah. Sebaiknya perlu ditekankan bahwa pendidikan karakter di sekolah perlu dilakukan dengan keteladanan mulai sekarang dan dari diri sendiri. Pendidikan karakter di sekolah juga perlu segera diimplementasikan melalui pengintegrasian dalam semua mata pelajaran tertentu.

Artikel tersebut juga belum banyak menuliskan argumentasi dari penulisnya. Sebagian besar uraian dalam artikel lebih banyak mengambil teori pembangunan karakter dari beberapa tokoh. Penulis sebaiknya menyampaikan ide dan tanggapannya dalam hal pembangunan karakter. Argumentasi penulis juga perlu dukungan data tentang pelaksanaan pembangunan karakter, khususnya di Indonesia.

Artikel tentang pembangunan karakter relatif belum banyak ditulis sehingga keberadaan artikel ini bisa menjadi pendorong untuk mengembangkan karya tulis tentang pembangunan karakter. Artikel tersebut memiliki kekuatan dalam hal landasan teori karena didukung oleh teori yang relevan, yakni tentang pembangunan karakter.

Menindaklanjuti tulisan dalam artikel tersebut, dipandang penting untuk mengujicobanya dalam sebuah penelitian. Penelitian yang dapat diangkat sesuai dengan artikel ini, misalnya penerapan metode atau media tertentu dalam upaya meningkatkan kualitas sikap yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Perlu diperoleh informasi secara nyata melalui fakta lapangan tentang konsep-konsep strategi pembelajaran dalam upaya pendidikan karakter. Pendidikan karakter seyogianya segera diimplementasikan dengan baik di dalam pembelajaran di kelas. Tawaran menarik dalam artikel ini perlu diimplementasikan dalam pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas dirasa masih kurang.

Secara umum, artikel tersebut dapat berguna untuk menyadarkan pembaca akan pentingnya pendidikan karakter dalam upaya menanggulangi krisis multidimensi di Indonesia. Disamping itu,  ini dapat menyadarkan dunia pendidikan untuk melakukan pendidikan karakter sedini mungkin, khususnya di sekolah. Pembaca pun diajak untuk aktif dalam pendidikan karakter bangsa.

Gagasan yang dibangun terstruktur dengan baik. Beberapa paragraf yang ada dapat digunakan dalam membangun teori, khsusnya untuk penelitian yang berhubungan dengan pendidikan karakter. Sayangnya, artikel tersebut lebih bersifat teoretis. Sebagian besar uraian dalam artikel lebih banyak mengambil teori pembangunan karakter dari beberapa tokoh. Dukungan berupa data yang menunjukkan adanya krisis karakter di negeri kita pun belum ada. Begitu pula data yang mendukung keberhasilan pembangunan karakter di negara lain yang dicontohkan pun tidak ditemukan. Namun demikian, artikel tersebut baik untuk kita baca. Paling tidak, artikel itu dapat menambah wawasan tentang pembangunan karakter bangsa.

Ringkasan isi teks di atas adalah sebagai berikut

Bangsa Indonesia sejatinya adalah bangsa yang memiliki karakter positif yang kuat. Salah satu karakter itu adalah semangat kejuangan untuk menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Selanjutnya, penulis menguraikan bahwa banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi, dan budaya di Indonesia sudah sangat memperhatinkan. Penulis menambahkan bahwa karakter bangsa umumnya bersifat kolektif, yaitu akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya. Komponen utama dari karakter bangsa adalah tata nilai (values) yang dibangun dan ditumbuhkembangkan oleh bangsanya. Dalam artikel, belum tampak adanya upaya riil yang berhubungan dengan pendidikan karakter, khususnya pendidikan karakter pada lingkungan sekolah. Menindaklanjuti tulisan dalam artikel tersebut, dipandang penting untuk mengujicobanya dalam sebuah penelitian. Gagasan yang dibangun terstruktur dengan baik. Beberapa paragraf yang ada dapat digunakan dalam membangun teori, khsusnya untuk penelitian yang berhubungan dengan pendidikan karakter. Sayangnya, artikel tersebut lebih bersifat teoretis.
Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang cara meringkas teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan ini bermanfaat buat kemajuan belajar anak didik dalam memahami cara meringkas teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selamat belajar dan terima kasih.