Cara Meringkas Isi Teks Eksplanasi : Bahasa Indonesia Kelas VIII Revisi Terbaru

ilmubindo.com - Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan bagaimana cara meringkas teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII revisi terbaru menggunakan Kurikulum 2013. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak, Ibu Guru, dan peserta didik dalam mencari referensi seputar cara meringkas teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII revisi.

Cara Meringkas Isi Teks Eksplanasi : Bahasa Indonesia Kelas VIII Revisi Terbaru

Gambar: pixabay.com

Teks Eksplanasi ditulis berdasarkan fakta. Fakta-fakta yang melatarbelakangi terjadinya fenomena alam tersebut sebaiknya dipaparkan kepada orang lain sehingga kita juga bersama-sama berbagi ilmu pengetahuan. Menuliskan secara lengkap fakta yang ada merupakan sikap jujur dalam menulis atau mengidentifikasi teks eksplanasi. Sikap jujur senantiasa memberikan dampak yang baik bagi diri kita dan orang lain.

Setelah mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi, kita dapat membuat ringkasan mengenai isi teks eksplanasi yang telah kita baca. Adapun langkah atau cara meringkas teks eksplanasi tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Membaca teks secara cermat dan intensif.
  2. Menuliskan gagasan umum atau pokok pikiran setiap paragraf.
  3. Menyimpulkan gagasan umum setiap paragraf menjadi gagasan umum teks eksplanasi.
  4. Menyusun atau menuliskan gagasan umum teks menjadi paragraf sesuai pemahaman.

Untuk lebih jelas tentang keempat langkah atau cara di atas, silakan kalian simak penjelasan di bawah ini!

1. Membaca Intensif

Pengertian secara umum membaca intensif adalah sebagai kegiatan membaca secara cermat, teliti dan saksama. Model membaca model intensif ini digunakan dengan tujuan mencari informasi yang ada di dalam sebuah bacaan. Membaca ini dapat pula diartikan sebagai proses membaca yang dilakukan secara mendalami persoalan dan upaya pembaca untuk memahami ide naskah dari ide pokok hingga ide penjelas.

2. Gagasan Umum

Gagasan pokok adalah ide atau hasil pemikiran utama dalam sebuah paragraf. Karena paragraf adalah kumpulan dari banyak kalimat, maka setiap paragraf pasti memiliki gagasan pokok dan gagasan pendukung. Baik gagasan pokok ataupun gagasan pendukung, sama-sama disajikan dalam bentuk kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan pokok disebut sebagai kalimat utama sedangkan kalimat yang mengandung gagasan pendukung disebut sebagai kalimat penjelas.

3. Menyimpulkan Paragraf

Keraf (1981:7) mengatakan bahwa pernyataan atau kesimpulan merupakan ramuan-ramuan yang selalu digunakan dalam menyusun proses berfikir seseorang atau menyusun penalaran. Suatu pendapat, pernyataan, atau kesimpulan harus di-adakan fakta-fakta, serta diadakan pula pengujian atau penilaian terhadap proses kesimpulan itu dari inti masalah apa yang dibaca.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa menyimpulkan isi bacaan merupakan sebuah kegiatan membaca yang bersifat imajinatif. Dalam hal ini, teks yang diberikan kepada siswa akan di analisis sesuai fakta-fakta dari inti permasalahan yang ada di dalam bacaan, lalu siswa memberikan kesimpulan atau pernyataan setelah apa yang dibacanya.

Kesimpulan merupakan pendapat akhir dari suatu uraian berupa informasi. Bisa dikatakan bahwa kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan.

4. Menyusun Paragraf

Paragraf adalah gabungan beberapa kalimat yang saling berhubungan. Kalimat-kalimat tersebut juga memiliki gagasan atau ide yang sama. Tidak semua gabungan kalimat dapat disebut sebagai paragraf. Gabungan kalimat yang dibuat secara acak bukanlah paragraf. Untuk dapat menjadi paragraf, kalimat-kalimat tersebut harus disusun sehingga menjadi padu.

Dalam sebuah paragraf, biasanya terdapat satu gagasan utama atau ide pokok. Ide pokok atau gagasan utama lazimnya terdapat pada kalimat utama. Kalimat utama biasanya terdapat di awal, akhir, atau awal dan akhir paragraf. Misalnya, jika kalimat utama berada pada kalimat terakhir, kalimat sebelumnya merupakan kalimat penjelas. Begitu juga sebaliknya.

Perhatikan contoh hasil ringkasan tentang isi teks eksplanasi berikut ini!

Gunung Meletus

Gunung meletus merupakan salah satu bencana alam yang sudah banyak diketahui. Di Indonesia, bencana gunung meletus sering terjadi. Hal ini disebabkan letak geografis Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng besar Bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng pasifik. Selain itu, Indonesia termasuk wilayah cincin api pasifik. Wilayah ini sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Wilayah yang dilalui cincin api Pasifik ini tentu mempunyai gunung berapi yang masih aktif.

Gunung meletus terjadi karena endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Hal ini berkaitan dengan zona kegempaan aktif atau pertemuan lempeng-lempeng Bumi. Batas lempeng tersebut memiliki tekanan yang sangat tinggi mencapai 1000 derajat celcius yang dapat melelehkan material bebatuan di sekitarnya menjadi magma. Saat daput magma penuh, magma akan terdorong keluar sehingga menyebabkan letusan. Magma yang keluar akibat letusan memiliki suhu 700-1200 derajat celsius.

Letusan gunung berapi melontarkan material hingga puluhan kilometer. Bahkan, lava gunung dapat membanjiri wilayah hingga radius 90 kilometer dari gunung. Lava mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang dilewati, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya. Selain lava, ada pula hasil letusan gunung berapi berupa lahar. Lahar merupakan banjir di lereng gunung yang terdiri atas campuran bahan vulkanik. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan.

Letusan gunung tidak hanya menghasilkan lava dan lahar, tetapi juga gas dan abu vulkanik, serta awan panas. Gas vulkanik dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi. Gas tersebut mengandung karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan nitrogen yang membahayakan manusia. Gas vulkanik biasanya keluar bersamaan dengan abu vulkanik yang juga berbahaya. Abu vulkanik berupa material yang sangat halus sehingga mudah terbawa angin dan jangkauannya hingga ratusan kilometer.

Hal yang juga sangat membahayakan adalah awan panas. Awan ini merupakan material vulkanik yang paling mematikan. Kandungan awan panas terdiri atas gas fluor, belerang, gas asam, megnesium, dan kalium. Ketebalan awan panas mulai dari 30-1.000 meter dengan suhu yang berkisar antara 350-1.000 derajat celcius atau lebih. Tidak heran jika korban gunung meletus yang terkena awan panas dapat mengalami luka bakar, sesak napas, hingga kematian. Pada umumnya, korban meninggal akibat tekanan panas yang menyerang tubuh.

Banyak kerugian yang dialami oleh manusia akibat gunung meletus ini. Tidak hanya dapat menghilangkan nyawa, dampak gunung meletus juga mempengaruhi kebutuhan finansial. Kebutuhan pangan dan papan tidak tercukupi akibat kerusakan lahan. Belum lagi jika bencana gunung meletus juga disertai bencana-bencana lain, seperti gempa bumi dan longsor. Hal tersebut semakin menyulitkan manusia untuk membenahi kehidupannya dari awal.

Hasil simpulan:

Gunung meletus merupakan salah satu bencana alam yang sudah banyak diketahui. Di Indonesia, bencana gunung meletus sering terjadi. Gunung meletus terjadi karena endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Letusan gunung berapi melontarkan material hingga puluhan kilometer. Bahkan, lava gunung dapat membanjiri wilayah hingga radius 90 kilometer dari gunung. Letusan gunung tidak hanya menghasilkan lava dan lahar, tetapi juga gas dan abu vulkanik, serta awan panas. Banyak kerugian yang dialami oleh manusia akibat gunung meletus ini.