Contoh Teks Debat (Tema Pendidikan) | Bahasa Indonesia Kelas 10 (Revisi)

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan contoh teks debat bertema pendidikan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X (sepuluh) revisi terbaru. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang contoh teks debat. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami dan membuat materi teks debat di sekolah. Adapun contoh teksnya adalah sebagai berikut.

Sekolah Delapan Jam untuk Penguatan Karakter


Moderator: Selamat pagi. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas kebijakan sekolah pada hari Seninsampai dengan Jumat dengan waktu 8 jam per harinya. Kebijakan ini bernama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Saya persilakan kepada tim A, tim, B, dan tim C, untuk mengemukakan pendapatnya mengenai topik ini.

Tim A : Kami setuju dengan kebijakan tersebut. Kami menilai bahwa kehidupan sosial peserta didik saat ini semakin berkurang. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat peserta didik menghabiskan waktunya dengan bermain gadget atau bermain game. Apabila peserta didik memiliki waktu yang paling banyakdi sekolah akan membuat mereka terlatih untuk bersosialisasi dan bermain bersama teman-temannya. Kegiatan tersebut dapat memperkuat kepribadian dan mentalitas peserta didik sebagai modal untuk maju ketahap selanjutnya.

Kebijakan ini juga akan membuat orang tua tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk biaya les atau kursus. Banyaknya waktu yang dihabiskan di sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Faktanya, kebijakan ini telah diterapkan di sekolah swasta yang bonafide. Kebijakan ini sukses dilakukan dan meningkatkan standar kurikulum yang telah ditetapkan Mendikbud dibandingkan dengan sekolah lainnya. Pembagian 8 jam di sekolah tersebut dapat dibagi menjadi 6 jam pendidikan formal dan 2 jam pendidikan karakter. Tujuannya, agar peserta didik tidak bosan dengan pelajaran formal akan membantu tumbuh kembang peserta didik semakin baik lagi.

Tim B : Kami tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Peserta didik membutuhkan waktu untuk bermain. Sekolah dengan waktu 8 jam terlalu lama bagi peserta didik. Kami menilai Mendikbud tidak mengerti jiwa peserta didik karena mereka juga ingin bermain dan tidak belajar terus menerus. Bayangkan seorang peserta didik bisa belajar 8 jam sekolah sama seperti karyawan pada umumnya yang juga bekerja 8 jam per harinya. Misalnya, kita sebagai karyawan pasti sangat bosan berada di kantor selama 8 jam. Bagaimana dengan peserta didik yang belajar 8 jam di sekolah?

Coba bandingkan jam belajar peserta didik di negara Swiss. Mereka memiliki jam belajar di sekolah lebih sedikit. Faktanya tingkat pendidikan di negara Swiss lebih baik daripada Indonesia. Sebenarnya, yang perlu diperhatikan bukan hanya lamanya jam belajar, melainkan juga kualitas cara mengajar guru. Untuk apa peserta didik terlalu lama di sekolah setiap hari jika lingkungannya tidak mendukung?

Dengan menambah jam belajar, beban peserta didik di sekolah akan bertambah. Mereka tidak mempunyai waktu untuk bermain, mengekspresikan dirinya, dan meluangkan waktu untuk menggali potensinya. Semakin bertambah jam pelajaran di sekolah, semakin turun mental anak. Penguatan karakter sebenarnya dibentuk dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Peserta didik juga butuh waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Pembentukan dan penguatan karakter adalah tugas dan fungsi dari orang tua. Sementara itu, sekolah memberikan pendidikan yang mendasar dan pemahaman kehidupan bernegara.

Dari segi tenaga pengajar, kita juga harus memperhatikan tenaga kerja sekolah dan guru. Guru juga mempunyai keluarga yang harus diperhatikan. Banyak orang tua yang tidak setuju dengan kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ini. Mereka menganggap kebijakan ini akan berganti karena setiap pemimpin memiliki kebijakan sendiri. Mereka tidak ingin anaknya dijadikan contoh untuk penerapan kebijakan peraturan.

Tim C : Kami sebagai pihak netral menganggap bahwa kebijakan PPK tersebut perlu dipertimbangkan lagi dampak baik buruknya. Jika dominan dampak baiknya, perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaannya. Jika dominan dampak buruknya, lebih baik ditelaah kembali untuk disesuaikan. Karakter seseorang anak sebenarnya terletak pada keputusan diri mereka sendiri. Setiap anak memiliki dorongan psikis dan perkembangan otak yang berbeda dan bertahap. Kebiasaannya juga berbeda. Artinya, penanganannya juga akan berbeda. Sumber referensi: mudazine.com